Arah Panah Irema Cigalontang

Oleh Vudu Abdul Rahman

Ikatan Remaja Masjid (IREMA) merupakan lokus atau tulang punggung yang dapat menghidupkan lingkungan masjid di wilayahnya masing-masing. Anak-anak muda di dalamnya memiliki ragam potensi untuk berkembang. Perlu satu wadah kreatif agar masjid diisi oleh kegiatan-kegiatan yang langsung berdampak kepada masyarakat.

Bacaan Lainnya

Dalam praktiknya, anak-anak muda ini harus berdaya terlebih dahulu. Setidaknya, mereka memiliki kepercayaan dari masyarakat untuk mengembangkan masjid agar lebih dekat dengan anak-anak muda.

Pada dasarnya, anak-anak muda tengah mencari jati diri. Oleh karena itu, perlu pendampingan yang serius agar mereka merasa memiliki ruang kreatif berbasis religius di kampung halamannya sendiri.

IREMA harus ditopang oleh semua elemen masyarakat, baik RT, RW, Desa, dan Kecamatan. Pasalnya, keajekan anak-anak muda tergantung pada pemberian rentang dan ruang untuk berkembang. Yang artinya, mereka tidak bisa berjalan sendirian untuk membangun kampung halaman berbasis spiritual dan religius. Jika anak-anak muda mendapatkan kepercayaan, maka mereka akan mewujudkan secara ajaib, mengagumkan.

Sebagai contoh dalam kegiatan literasi yang paling relevan, IREMA dapat menerbitkan buku tentang kisah-kisah masjid di Cigalontang. Tiap masjid memiliki ceritanya sendiri, mulai dari pendirian, pembiayaan, nyala dan redupnya saat didatangi dan ditinggalkan jemaahnya. Selain masjid memiliki nilai historis, juga sebagai arsip pengetahuan lokal yang dapat diangkat oleh IREMA melalui penerbitan buku.

Lalu, siapa periwayatnya? IREMA dapat membentuk tim penulis dengan mewawancarai narasumber, baik pengurus DKM, tetua, dan orang-orang yang masih mengingat kisah-kisah masjid di Cigalontang.

Aktivitas tersebut merupakan salah satu contoh yang dapat memberdayakan IREMA dan lingkungannya.

Saya, secara pribadi, mengucapkan terima kasih atas undangan dan perhatian seluruh IREMA di Cigalontang. Terutama kepada masyarakat yang rindu dengan kampung halaman agar hidup dan menghidupkan.

Saya juga menitipkan sebuah abstrak Arah Dasar IREMA Cigalontang sebagai bahan untuk tindak lanjut setelaj Muhasabah Akhir Tahun 2022 digelar.

Semoga kehidupan di Cigalontang tidak berhenti setelah berdoa. Namun, meneruskannya dalam bahasa laku dan tindakan sebagai doa paling nyata. Terima kasih.

Salam Berdaya
Tasikmalaya, 31 Desember 2022

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *