Manfaat Bekatul Selain Pakan Ternak, Bisa Jadi Alternatif Pelancar BAB Secara Alami

Oleh Mona Adienda Yulisyah Jurusan Teknologi Pangan dari Universitas Padjadjaran

Bekatul adalah kulit ari beras, bekatul didapatkan dari hasil sampingan proses penggilinggan padi. 8-10% bagian padi berupa bekatul(Chen et al., 2012). Bekatul selama ini dianggap hanya limbah sampingan dari padi yang hanya digunakan sebagai pakan ternak ternyata memiliki kandungan serat yang tinggi. Serat kasar yang terkandung dalam bekatul berkisar 5%-18,7%. Serat yang terkandung dalam bekatul membantu meningkatkan kinerja mikroorganisme dan enzim dalam penyerapan nutrisi selama proses pencernaan (Henderson et al., 2012).

Bacaan Lainnya

Serat pangan yang terkandung dalam bekatul 13,7%-37,2%. Serat pangan berperan penting pada proses defekasi dalam tubuh. Kekurangan serat dan cairan menyebabkan penurunan frekuensi buang air besar (BAB) dan konsistensi feses keras sehingga sulit dikeluarkan (Yang et al., 2012). Serat pangan berfungsi meningkatkan kadarcairan pada konsistensi feses dan mempunyai efek laksatif yang besar sehingga meningkatkan massa feses serta frekuensi buang air besar (Sturtzel & Elmadfa, 2008). Kekurangan serat dapat menyebabkan proses pengeluaran feses yang tidak normal, dan berakhir pada konstipasi dan masalah saluran pencernaan lainnya yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari (Ersalina, 2016).

Bekatul dapat diolah sebagai campuran smoothies, sebagai pengganti tepung dalam cookies, sebagai campuran bahan kue bolu, dll. Karena rasa bekatul hambar sehingga tidak mempengaruhi secara signifikan cita rasa produk makanan yang dihasilkan. Sebaiknya sebelum diolah, bekatul dilakukan stabilisasi dengan pemanasan terlebih dahulu untuk memperpanjang daya simpan produk, mencegah ketengikan, dan membunuh mikroorganisme.

Daftar pustaka: 

Chen, M.-H., Choi, S. H., Kozukue, N., Kim, H.-J., & Friedman, M. (2012). Growth-inhibitory effects of pigmented rice bran extracts and three red bran fractions against human cancer cells: relationships with composition and antioxidative activities. Journal of Agricultural and Food Chemistry, 60(36), 9151–9161.

Ersalina, L. (2016). Medica Hospitalia. Hubungan Pola Makan Dengan Pola Defekasi Pada Siswa Kelas V Dan Kelas VI Sekolah Dasar Di Semarang.

Henderson, A. J., Ollila, C. A., Kumar, A., Borresen, E. C., Raina, K., Agarwal, R., & Ryan, E. P. (2012). Chemopreventive properties of dietary rice bran: current status and future prospects. Advances in Nutrition, 3(5), 643–653.

Sturtzel, B., & Elmadfa, I. (2008). Intervention with dietary fiber to treat constipation and reduce laxative use in residents of nursing homes. Annals of Nutrition and Metabolism, 52(Suppl. 1), 54–56.

Yang, J., Wang, H.-P., Zhou, L., & Xu, C.-F. (2012). Effect of dietary fiber on constipation: a meta analysis. World Journal of Gastroenterology: WJG, 18(48), 7378.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *