Pemanfaatan Media Lingkungan Alam Sekitar Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi

Penulis : Kurnia Dewi, S. Pd. (Guru SDN Nyantong Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya)

Sebagai wujud profesionalitas, guru berkewajiban untuk menyiapkan bahan ajar atau media pembelajaran sebelum proses kegiatan pembelajaran berlangsung di sekolah. Tujuan persiapan itu tak lain adalah mengarahkan siswa agar lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah, Salah satunya menyiapkan media pembelajaran yang dapat memudahkan siswa dalam memahami pembelajaran sekaligus dapat membuat pembelajaran menjadi bermakna.

Bacaan Lainnya

Sanjaya (2009: 45), mengemukakan bahwa media pembelajaran memiliki nilai praktis seperti mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh siswa, mengatasi batas ruang kelas, memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan, menanamkan konsep dasar yang benar, nyata dan sebagainya. Adapun fungsi media pembelajaran mencakup dua hal, yaitu: fungsi Atensi dan afektif.

Nuh (2013: 67) menyatakan bahwa untuk menjadi kreatif, siswa harus diberi kesempatan untuk mengamati fenomena alam, fenomena sosial dan fenomena seni budaya yang ada di lingkungan sekitarnya. Setelah itu, siswa diajak untuk berkomunikasi secara langsung, bertanya dan menalar berdasarkan hasil pengamatannya, sehingga siswa benar-benar belajar dari lingkungan. Dengan mengajak siswa mengenal lingkungan sekitarnya, diharapkan mereka akan menjadi anak-anak yang kreatif sehingga memiliki inovasi dan memiliki beragam alternatif jawaban dalam setiap masalah yang dihadapinya, baik dalam pembelajaran disekolah maupun diluar sekolah.

Mengajar dengan pendekatan lingkungan alam sekitar merupakan kegiatan yang melibatkan anak untuk berhadapan langsung dengan objek yang dipelajarinya. Siswa difasilitasi dan dibimbing untuk menemukan informasi, dan data tentang objek belajar sebanyak mungkin melalui observasi langsung oleh siswa itu sendiri. Pendekatan lingkungan alam sekitar (PLAS) diharapkan dapat dijadikan sebagai peluang untuk mengarahkan aktivitas siswa dalam konten serta proses yang tidak pernah terbatas.

Pembelajaran pendekatan lingkungan alam sekitar sering dilakukan pada pembelajaran IPA, karena memang IPA sangat berhubungan dengan lingkungan sekitar, dengan menggunakan lingkungan sebagai media belajar merupakan cara untuk mengarahkan siswa sehingga dapat mencari tahu dengan harapan membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

Keefektifan lingkungan sekitar pada pembelajaran IPA, dimaknai oleh penulis yang juga guru, menjadi inspirasi pada pelajaran lainnya, karena seluruh mata pelajaran sesungguhnya berhubungan dengan lingkungan sekitar. Manfaat objek langsung dan suasana wisata dalam belajar ketika berada di lingkungan bebas menjadi nilai positif bagi pengalaman belajar siswa.

Untuk mewujudkannya, penulis berupaya memnfaatkan lingkungan sekitar sebagai objek inspirasi pada kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia mengenai keterampilan menulis karangan deskripsi. Menulis karangan deskpirisi karangan deskripsi menurut Suparno (2002 : 423) adalah : “Tulisan yang isinya mendeskripsikan atau memerikan, menggambarkan, atau melukiskan suatu objek sehingga pembaca memiliki penghayatan seolah-olah menyaksikan atau mengalaminya sendiri.”.

Karakter menulis deskrpisi memang cocok dengan pengamatan, sehingga pendekatan pembelajaran memnafaatkan lingkungan sekitar sangat tepat digunakan, adapun langkah-langkah yang penulis lakukan adalah : 1) siswa menentukan sendiri objek atau benda yang akan dideskripsikan, misalnya bunga mawar; 2) siswa menetapkan tujuan pendiskripsian misalnya ciri-ciri apa yang akan dideskripsikan siswa dari bunga mawar secara keseluruhan; 3) Memerinci dan mensintesiskan hal-hal yang menunjang kekuatan bagian yang akan dideskripsikan, pada bagian ini pula merupakan pengembangan kalimat menjadi sebuah paragraf.

Penerapan pendekatan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekitar terbukti memberi solusi untuk menjadikan pembelajaran lebih bermakna, pembelajaran menulis yang biasanya menajdi pembelajaran yang sulit dan “membosankan” bagi siswa, berubah menjadi pembelajaran yang menyenangkan dan karena dapat berinterkasi langsung dengan objeknya.***

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *