Penulis: N Siti Masitoh, S. Pd. (Guru SDN 5 Gunungpereng Kecmaatan Cihideung Kota Tasikmalaya)
Berbicarabicara pendidikan tentu saja tidak terepas dari sekolah, pendidikan dan sekolah adalah dua sisi yang tidak dapat dipisahkan. Karena Sekolah mempunyai peranan yang sangat penting dalam memanusiakan manusia sebagai wujud dari pendidikan tersebut. Keberhasilan pendidikan ditentukan juga oleh keberhasilan sekolah menyelneggarakan pembelajaran. Sekolah dituntut untuk dapat melahirkan produk unggul yaitu generasi yang akan meneruskan pembangunan suatu bangsa. Salah satu tolak ukur keberhasilan yaitu dinilai dari berhasil atau tidaknya pembelajaran di kelas.
Keberhasilan tujuan pembelajaran suatu sekolah tergantung banyak hal, namun dalam hal ini peranan guru menjadi salah satu faktor utama dalam menciptakan suasana pembelajaran yang mendukung tercapainya hasil belajar yang optimal. Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang optimal maka guru harus menguasai keterampilan dasar mengajar. Keterampilan dasar mengajar tersebut meliputi 8 keterampilan yang dapat digunakan guru selama proses belajar mengajar, diantaranya: keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pembelajaran, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Namun pada kenyataannya keberhasilan ini belum sepenuhnya tercapai karena banyaknya kasus pembelajaran yang terjadi saat ini. Hal ini berdasarkan pada pengalaman penulis pada pembelajaran PKn di kelas VI SDN 5 Gunungpereng Keccamatan Tawang selama pembelajaran siswa kurang memahami materi yang diberikan oleh guru, salah satu faktor utama yang menyebabkan terjadinya hal tersebut yakni berkaitan dengan pengelolaan pembelajaran yang belum optimal. Pengelolaan pembelajaran masih cenderung monoton, atau dalam proses pembelajaran guru masih menjadi pusat belajar yang mengakibatkan siswa merasa bosan, ditambah dengan perencanaan pembelajaran yang belum jelas sehingga mengakibatkan kegiatan belajar mengajar di kelas belum begitu terfokus pada proses dan tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan sebelumnya.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merasa tertarik untuk memilih suatu model pembelajaran yang tepat untuk membantu proses pembelajaran, tercapainya tujuan pembelajaran serta meningkatkan hasil belajar siswa. Penulis berupaya mencari literatur tentang metode belajar yang banyak melibatkan partisipasi siswa, menyenangkan dan juga mudah untuk dilakukan. Salah satu metode yang menarik perhatian penulis adalah metode cepat tepat.
Metode cepat tepat adalah metode pembelajaran yang sangat partisipatif, bisa menumbuhkan sikap kompetitif sekaligus sportif. Dan yang paling penting metoide ini cukup mudah diterapkan pada pembelajaran. Hal lain yang mendukung adalah metode cepat tepat bisa menerapkan fleksibitas waktu yang diperlukan. Dengan persiapan dan perencanaan yang baik, penulis meyakinin bahwa metode cepat tepat sangat cocok digunakan sebagai upaya peningkatan pembelajaran .
Metode cepat tepat, cocok digunakan pada pembelajaran PKn, karena karakter pembelajaran tersebut yang membutuhkan banyak kegaitan membaca, ceramah dan kegaiatan mengingat peristiwa atau tokoh dari suatu peristiwa. Kegaitan-kegiatan tersebut dianggap menoton dalam pembelajaran. Dengan menggunakan metode cepat tepat, pembelajaran dapat lebih partisipatif, siswa merasa perlu untuk menyimak penjelasan guru, membaca untuk menambah pengetahuan begitu juga bertanya jawab dengan teman untuk berlatih menjawab pertanyaan.
Tantangan kompetisi pada metode cepat tepat cukup positif memotivasi siswa menguasai materi yang sedang diajarkan, apalagi cepat tepat dilaksanakan secara berkelompok, sehingga mereka bisa saling membantu pemahaman teman dalam satu kelompoknya.
Selain jiwa kompetitif, guru juga dapat memanfaatkan kegiatan cepat tepat untuk meningkatkan sikap percaya diri, sportif dan menghagai orang lain. Kepada kelompok pemenang seluruh kelas memberi apresiasi, dan kepada kelompok yang kalah siswa diajarkan untuk memberi semangat dan tetap menghormati kerja keras mereka dalam kegiatan cepat tepat.***