Artikel – RA | Pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah salah satu pilar utama dalam sistem pendidikan yang bertujuan untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan matematika dasar. Dalam lingkungan yang sesuai, pembelajaran ini berfungsi sebagai fondasi yang kuat untuk pendidikan selanjutnya. Pembelajaran matematika di sekolah dasar ditekankan pada pengembangan pemahaman konsep-konsep matematika, penggunaan strategi pemecahan masalah yang efektif, dan penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pendekatan yang sistematis dan terstruktur, guru di sekolah dasar bertanggung jawab untuk mengajar dan membimbing siswa dalam memahami konsep-konsep matematika dan mengembangkan keterampilan untuk pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika dengan benar. Progres pembelajaran matematika dibagi berdasarkan tingkat kesulitan dan kemampuan siswa, dimulai dari kegiatan yang lebih sederhana hingga lebih kompleks seiring dengan perkembangan mereka.
Selama pembelajaran matematika, sebaiknya guru menggunakan berbagai metode atau pendekatan pengajaran yang efektif dan relevan, termasuk demonstrasi langsung, diskusi kelompok, penggunaan media visual, manipulatif, serta penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini bertujuan untuk menciptakan suasana belajar yang menarik, bermakna, dan interaktif, sehingga siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Namun pada faktanya di lapangan, guru dituntut untuk meningkatkan keterampilan siswa meskipun dengan keterbatasan media, metode dan pendekatan yang tidak variatif, sehingga dalam penerapan pembelajaran masih ada beberapa siswa yang pasif dan tidak fokus bahkan ada juga siswa yang sama sekali tidak bersemangat dalam mengikuti pembelajaran matematika di kelas. Hal tersebut mengakibatkan hasil refleksi yang didapatkan siswa kurang optimal dan masih adanya siswa yang mendapatkan nilai rendah khususnya di SD Negeri Karangbungur.
Maka dalam pembahasan tulisan ini, penulis mencoba untuk berbagi pengalaman mengenai pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Realistic Mathematic Education (RME) yang telah dilakukan di kelas 1 SD Negeri Karangbungur dalam meningkatkan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan. Melalui pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) kiranya dapat membantu guru yang memiliki media di sekolahnya cukup terbatas untuk meningkatkan kemampuan siswa, khususnya dalam pembelajaran matematika. Pendekatan ini juga dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkolaborasi dengan teman sekelasnya melalui kegiatan kerja individu, kelompok atau proyek bersama. Situasi ini memungkinkan mereka untuk berbagi dan membahas ide-ide, memperluas pemahaman konsep, serta mengembangkan keterampilan interpersonal yang mendukung proses belajarnya.
Realistic Mathematic Education (RME) adalah suatu pendekatan pembelajaran matematika yang fokus pada penggunaan konteks dunia nyata atau masalah-masalah kehidupan nyata dalam pengajaran matematika. Hal ini dikuatkan oleh hasil penelitian Piaget, bahwa perkembangan intelektual anak usia sekolah dasar berada pada tahap operasional konkret. Pendekatan ini juga mengandalkan pemikiran dan pemahaman siswa terhadap matematika melalui pengalaman nyata. Sejalan dengan pendapat Tarigan, (2006) bahwa matematika terpadu dengan realitas, berdekatan dengan dunia anak-anak, serta relevan bagi masyarakat. Begitupun sumber Gravemeijer (1994) mengungkapkan bahwa pembelajaran melalui Realistic Mathematic Education (RME) berdasar pandangan Freudenthal yang dikembangkan menyatakan matematika sebagai suatu aktivitas. Lebih lanjutnya, Gravemeijer juga menggolongkan aktivitas yang terbagi atas pemecahan masalah, mencari masalah dan mengorganisasi pokok persoalan. Menurut Freudenthal aktivitas-aktivitas tersebut dimaknai sebagai matematisasi.
Pendekatan pembelajaran melalui Realistic Mathematic Education (RME) dapat digunakan pada operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan khususnya untuk siswa kelas 1 SD. Hal ini diperkuat berdasarkan pendapat yang menyatakan bahwa salah satu ruang lingkup pembelajaran Matematika kelas 1 tentang operasi bilangan yakni penjumlahan dan pengurangan (Djaelani, 2008). Guru dapat mendemonstrasikan pemecahan masalah tersebut dan siswa akan diberi kesempatan untuk mencoba memecahkan masalah tersebut dengan sendirinya. Tujuannya adalah agar siswa memahami konsep pengurangan dan penambahan dengan cara yang lebih konkret dan menyenangkan, sehingga membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman yang lebih baik terhadap konsep matematika.
Berikut ini adalah beberapa keuntungan penggunaan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) pada operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan untuk siswa kelas 1 di sekolah dasar:
1. Kontekstual
Melalui Realistic Mathematic Education (RME), memungkinkan siswa untuk mempelajari operasi hitung dalam konteks yang bermakna bagi mereka. Misalnya, menggunakan benda-benda nyata seperti pensil, buah-buahan, atau mainan untuk melibatkan siswa dalam kegiatan penghitungan. Hal ini membuat pembelajaran menjadi lebih mudah dipahami dan relevan bagi siswa. Guru dapat menggunakan situasi kehidupan nyata seperti membeli barang di toko atau perhitungan dan pengurangan untuk mengajarkan konsep dasar kepada siswa. Guru akan menghadirkan situasi tersebut kepada siswa, dan mengajak mereka untuk berpikir dan mencari solusi menggunakan konsep matematika yang telah mereka pelajari sebelumnya. Guru juga membantu siswa untuk menghubungkan pengetahuan matematika mereka dengan dunia nyata.
2. Kolaboratif
Realistic Mathematic Education (RME), mendorong siswa untuk bekerja secara kolaboratif dalam menyelesaikan masalah dalam kelompok kecil atau kelompok besar. Siswa dapat saling berdiskusi, berbagi pemahaman, dan membantu satu sama lain dalam memahami konsep operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan.
3. Visualisasi
Realistic Mathematic Education (RME), bisa menggunakan model atau gambar yang dapat membantu siswa dalam memvisualisasikan dan memahami konsep operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan. Misalnya, menggambar lingkaran atau garis untuk melambangkan bilangan, sehingga siswa dapat melihat secara lebih konkret proses penjumlahan dan pengurangan bilangan.
4. Pemecahan masalah
Realistic Mathematic Education (RME), mendorong siswa untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dalam matematika. Siswa diajak untuk berpikir kritis, merumuskan masalah, mencari strategi penyelesaian, dan menyimpulkan hasil. Hal ini membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan berpikir logis dan kreatif.
5. Pengalaman nyata
Realistic Mathematic Education (RME), memberikan siswa pengalaman nyata dalam menggunakan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, menghitung jumlah uang yang dibutuhkan untuk membeli jajanan, menghitung jumlah kursi/meja yang ada di dalam kelas, atau menghitung jumlah siswa dalam kelas, dan lain-lain. Dengan hal ini, siswa dapat melihat relevansi dan kegunaan dari konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, secara kesimpulannya bahwa dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Realistic Mathematic Education (RME) pada operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan, khususnya untuk siswa kelas 1 di SD Negeri Karangbungur dapat lebih mudah memahami dan menguasai konsep matematika tersebut. Selain itu, metode ini juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan menciptakan suasana pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan. Melalui pendekatan ini juga turut mendorong siswa untuk mengatasi ketakutan atau kesulitan terhadap matematika, sehingga dapat membentuk rasa percaya diri yang tinggi dalam menghadapi tantangan matematika di masa depan. Pendekatan ini juga dapat membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis, logis dan analitis. Secara keseluruhan, pembelajaran matematika di sekolah dasar dengan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) memiliki tujuan yang jelas, yaitu memberikan dasar kuat dalam materi matematika serta mengembangkan keterampilan berpikir dan pemecahan masalah yang penting bagi perkembangan siswa dan kehidupan sehari-hari.
Daftar Pustaka :
– Djaelani. (2008). Matematika Untuk SD/MI Kelas I. Surakarta: PT Pustaka Utama.
– Gravemeijer, K. (1994). Developing Realistic Mathematics Education. Utrecht: Freudental Institute.
– Tarigan, D. (2006). Pembelajaran Matematika Realistik. Jakarta: Tidak di publikasikan.