Pembelajaran Simulasi Interaktif Berbasis Web untuk Guru Penggerak

Penulis : Dr. Hj. Ina Yulianti, S.Pd., M.P.Kim
Guru Kimia SMA Negeri 2 Tasikmalaya Kota

Pembelajaran interaktif, mengacu pada pandangan konstruktivis yaitu proses  yang memungkinkan para pembelajar secara aktif terlibat dalam keseluruhan proses pembelajaran baik secara mental ataupun secara fisik. Pembelajaran interaktif dirancang untuk menjadikan proses belajar mengajar berpusat pada siswa sehingga siswa secara aktif dapat membangun pengetahuannya melalui pengalaman nyata secara mandiri [1]. Pada pembelajaran interaktif terdapat interaksi antara siswa dan guru,  antara sesama siswa atau juga siswa dengan model pembelajaran. Kegiatan pembelajaran interaktif penekanannya lebih kepada proses belajar dan bukan pada hasil belajar, sehingga diperlukan strategi belajar supaya siswa dapat memperoleh pengetahuan dengan cara mengalami sendiri prosesnya dan bukan menghafal teori [2]. Pembelajaran ini sangat sesuai dengan program guru penggerak, dimana siswa bertindak sebagai agen pembelajar yang memiliki kebebasan berpikir dan berkreasi dalam membangun pengetahuannya.

Bacaan Lainnya

Salah satu pengembangan pembelajaran interaktif yaitu dengan menggunakan metode simulasi yang bertujuan membantu siswa dalam mengasah kemampuan dan keterampilan serta berlatih memperagakan dalam bentuk virtual atau secara langsung. Keunggulan metode simulasi yaitu dapat menggambarkan sesuatu yang abstrak menjadi lebih nyata. Penggunaan simulasi akan meningkatkan  keterampilan, memaksimalkan pengalaman dan pelatihan.  Simulasi merupakan eksperimen dengan model, yang sepenuhnya interaktif. Hampir di setiap kasus, eksperimen model simulasi menggunakan komputer dipandang lebih murah dan lebih aman daripada eksperimen dalam dunia nyata. Diinformasikan bahwa, game dan simulasi interaktif lebih dominan diimplementasikan dalam pembelajaran untuk hasil perolehan kognitif yang lebih baik [3].

Pengetahuan pada dasarnya dapat dikembangkan melalui eksperimen dan simulasi. Pembelajaran simulasi interaktif merupakan salah satu model pembelajaran yang menarik karena terpusat pada siswa.  Simulasi dapat diakses secara online, dan dirancang sebagai alat untuk mendukung berbagai gaya implementasi dan lingkungan belajar. Simulasi interaktif telah terbukti menjadi alat yang handal dalam instruksi kimia khususnya dalam visualisasi molekul yang abstrak. Penelitian telah menunjukkan bahwa simulasi dan animasi molekuler secara efektif dapat membantu siswa mengembangkan pemahaman yang lebih koheren tentang konsep abstrak proses molekuler. Teknologi visualisasi interaktif memiliki potensi untuk mendukung pembelajaran sains untuk semua siswa, dengan memberikan representasi eksplisit dari sistem ilmiah yang tidak dapat diamati langsung. Manfaat menggunakan visualisasi interaktif selama proses pembelajaran yaitu sebagai sumber daya untuk membantu siswa yang secara tradisional kurang terespon. Proyek Visualisasi Mekanika Kuantum QuVis menyediakan simulasi interaktif yang tersedia secara free  untuk pembelajaran mekanika kuantum di berbagai topik dan level [4]. Penelitian lain memberikan gambaran bahwa simulasi  yang berlangsung secara efektif dapat memberi kesempatan pada siswa untuk terlibat dalam proses berpikir tingkat tinggi [5].

Model simulasi lainnya yang sedang dikembangkan dalam ranah Website adalah model SINUS (Simulasi Interaktif Ionic Liquids Berbasis Program Sketch) dengan link website http://mopekimia.gamma.co.id.  Aplikasi ini dapat digunakan untuk menggambar struktur molekul dari semua jenis atom dan ikatan yang tersedia. Di awali dari sosialisasi ke beberapa guru dan asosiasi pendidikan, diharapkan link ini dapat digunakan untuk mengajarkan konsep ikatan kovalen atau senyawa karbon mendampingi model Molymold yang sudah ada. Aplikasi SINUS dirancang dengan maksud untuk mempermudah pembelajaran yang displaynya disesuaikan dengan kebutuhan media ajar saat ini yaitu berbasis internet (web) dengan tetap menekankan pada keaktifan siswa melalui menu simulasi interaktifnya.

Referensi
[1] B. Prawitasari and N. Suharto, “The Role of Guru Penggerak (Organizer Teacher) in Komunitas Guru Belajar (Teacher Learning Community),” vol. 400, no. Icream 2019, pp. 86–89, 2020, doi: 10.2991/assehr.k.200130.145. [2] A. D. Rachmawati, B. Baiduri, and M. M. Effendi, “EFEKTIVITAS MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBANTUAN WEB DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF,” AKSIOMA J. Progr. Stud. Pendidik. Mat., 2020, doi: 10.24127/ajpm.v9i3.3014. [3] J. J. Vogel, D. S. Vogel, J. Cannon-Bowers, G. A. Bowers, K. Muse, and M. Wright, “Computer gaming and interactive simulations for learning: A meta-analysis,” J. Educ. Comput. Res., 2006, doi: 10.2190/FLHV-K4WA-WPVQ-H0YM. [4] A. Kohnle, C. Benfield, G. Hähner, and M. Paetkau, “Interactive Simulations to Support Quantum Mechanics Instruction for Chemistry Students,” J. Chem. Educ., 2017, doi: 10.1021/acs.jchemed.6b00459. [5] G. Falloon, “Using simulations to teach young students science concepts: An Experiential Learning theoretical analysis,” Comput. Educ., 2019, doi: 10.1016/j.compedu.2019.03.001.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *