Penulis : HAER AFFANDI, S. Pd (Guru PJOK SDN 3 Sukamenak Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya)
Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, guru diharapkan mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan dan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain) serta pembiasaan hidup sehat. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru dapat memberikan berbagai pendekatan agar siswa termotivasi dan tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Cara pelaksanaan pembelajaran kegiatan dapat dilakukan dengan latihan, menirukan, permainan, perlombaan, dan pertandingan (Depdiknas, 2003:5-6).
Dalam pendidikan jasmani permainan merupakan olahraga yang paling digemari siswa, salah satu diantaranya adalah permainan bola voli mini permainan bola voli mini merupakan permainan beregu, dalam satu tim terdiri dari 4 orang pemain. Layaknya permainan beregu dibutuhkan kekompakan dan kerja sama tim, sehingga selain merupakan permainan olah jasmani, permainan bola voli mini, khsususnya di sekolah dasar sangat cocok untuk menumbuhkan jiwa kerja sama, ulet, pantang menyerah dan sportivitas.
Permainan bola voli membutuhkan keterampilan dasar untuk dapat memainkannya, seorang pemain harus menguasai teknik passing, passing terdiri dari passing bawah dan passing atas, kemampuan passing sangat menentukan dalam permainan bola voli, passing yang baik melambungkan bola dengan baik sehingga permainan dapat berjalan karena gerakan bola dapat dikontrol dengan baik.
Pelaksanaan proses pembelajaran passing pada permainan bola voli mini di SDN 3 Sukamenak Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya masih banyak ditemukan masalah diantaranya adalah kurangnya penguasaan teknik passing atas dan bawah. Kebanyakan siswa terutama siswi perempuan, masih merasa takut terhadap bola. Mereka beranggapan bahwa bola itu berat sehingga menyebabkan tangan akan sakit atau cedera akibat menahan bola. Kondisi ini menyebabkan permainan bola voli kurang optimal karena lambungan bola buruk disebabkan oleh kemampuan passing bawah dan atas siswa yang buruk, sehingga bola sulit dikendalikan dan meluncur ke segala arah.
Kondisi ini mendapat perhatian guru, dan harus dicari solusi untuk mengatasinya. Salah satu upaya guru adalah dengan memodifikasi bola voli. Karena alasannya bola terlalu berat untuk pemula, maka guru memodifikasi bola voli dengan menggunakan bola yang lebih ringan. Tetapi bola yang digunakan tetap harus dapat melambung dengan baik. Maka guru menggunakan bola plastik yang diisi balon karet di dalamnya. Karet di dalam berfungsi melabungkan bola, sedangkan bola plastik yang membungkusnya berfungsi untuk mengontrol lambungan bola.
Untuk melakukan passing yang baik dibutuhkan posisi tubuh dan tangan yang tepat, Sebelum melakukan latihan pukulan passing, siswa terlebih dulu harus dilatih melakukan gerakan passing tanpa bola, dengan posisi tubuh dan tangan yang tepat. Ketika mereka menguasai teknik posisi tubuh dan tangan, lambungan bola yang mereka pukul pun akan terarah.
Pengalaman penulis, dengan menguasai teknik posisi tubuh dan tangan saat menerima bola, dan adanya modifikasi bola voli menggunakan bola plastik berbalon, permainan bola voli mini dapat dilakukan dengan baik, masalah bola voli yang keras dan sakit apabila dipukul atau menerima pukulan dapat diatasi. Tetapi bola modifikasi ini hanya sementara sampai siswa terbiasa dan sudah benar dalam melakukan passing. Apabila merea sudah menguasai teknik tersebut mereka tetap harus menggunakan bola voli standar.
Upaya menggunakan bola plastik cukup berhasil, bola voli manipulatif menggunkan bola plastik membiasakan tangan mereka terkena bola, sehingga rasa sakit lama-lama hilang dengan sendirinya, dengan demikian ketika bola plastik diganti dengan bola voli standar, keluhan-keluhan sakit dan takut memukul dan menerima pukulan bola tidak lagi terdengar, mereka dapat bermain bola voli dengan riang gembira, dan guru pun leluasa memberikan materi baik teori maupun praktik.***