Membentuk Karakter Pelajar Pancasila Melalui Berbalas Pantun di Hari Ibu

Oleh : Deny Kurniawan (Guru Kelas V SDN Leuwikidang)

Secara resmi tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu Nasional. Hal tersebut dilatar belakangi oleh Kongres Perempuan Indonesia I dan Kongres Perempuan Indonesia II. Namun penetapan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember sendiri baru diputuskan dalam Kongres Perempuan Indonesia III pada tahun 1938. Dan puncak peringatan Hari Ibu yang paling meriah adalah pada peringatan yang ke 25 pada tahun 1953. Tak kurang dari 85 kota Indonesia dari Meulaboh sampai Ternate merayakan peringatan Hari Ibu secara meriah. Selain itu Presiden pertama Republik Indonesia yakni bapak Soekarno secara resmi melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 menetapkan bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional hingga saat ini.

Bacaan Lainnya

Hari ibu diperingati untuk mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam upaya meningkatkan kualitas bangsa Indonesia. Hal ini menjadi dasar persatuan dan kesatuan yang harus dimiliki oleh para perempuan di Indonesia tanpa harus membeda-bedakan latar belakang. Karena kegiatan seorang perempuan bukan hanya sekitar dapur, namun harus mampu menjadi bagian dari sebuah perubahan bangsa.

Perubahan dalam dunia Pendidikan sangatlah terasa bagi seorang ibu saat kemarin pembelajaran dilakukan secara daring. Semua ibu dituntut untuk multitasking bukan hanya sekedar sebagai ibu rumah tangga, karyawan, pegawai, wiraswasta, wirausaha, ataupun lainnya. Saat pandemi melanda bangsa ini seorang ibu dituntut untuk bisa mendampingi anak ketika belajar di rumah dan juga harus mampu memotivasi anak agar bisa mengkitu pembelajaran secara daring. Dimana saat pandemi melanda bukan hanya mental orang tua yang terdampak, namun mental anak pun ikut terdampak dikarenakan semua aktivitas dibatasi.

Kedekatan ibu dan anak sangatlah penting bagi tumbuh kembang anak. Karena karakteristik setiap anak tentu akan berbeda sehingga dibutuhkan perhatian lebih dari seorang ibu. Ibu memiliki peran penting dalam mendidik anaknya terutama berkaitan dengan pendidikan iman, moral, fisik, jasmani, intelektual, psikologis, dan sosial. Guna memfasilitasi peran ibu kepada anaknya saya memanfaatkan momentum hari ibu pada 22 Desember 2022 dengan mengadakan kegiatan lomba berbalas pantun ibu dan anak. Kegiatan berbalas pantun tersebut dibuat dalam bentuk video berdurasi 90 detik. Setelah selesai video tersebut dikirim melalui whatsapp untuk dinilai oleh wali kelas V. Ternyata video yang dikirim berisikan kegiatan berbalas pantun ibu dan anak sangat menarik dan kreatif sekali hasil akhirnya.

Hal yang melatarbelakangi diadakannya lomba tersebut karena pantun bukanlah hal yang asing bagi peserta didik, sebab pantun sering disampaikan diberbagai acara baik itu formal maupun non formal. Dengan berbalas pantun juga kita ikut serta melatih kreatifitas dalam berbicara, berinovasi dalam bersastra, dan turut serta melestarikan budaya Indonesia. Hasil video berbalas pantun peserta didik kelas V SDN Leuwikidang dalam rangka memperingati hari ibu kemudian diunggah ke media sosial dengan alam https://www.youtube.com/watch?v=Ocdphms-f7g&t=612s. Hal ini dilakukan guna memotivasi peserta didik dari segi literasi sastra dan mengedukasi peserta didik dalam memanfaatkan media sosial secara bijak.

Pembentukan karakter peserta didik yang mencerminkan profil pelajar Pancasila dalam video berbalas pantun ibu dan anak sangat nampak sudah muncul. Diantaranya :
Sudah semakin berkembang pada karakter peserta didik berkaitan dengan akhlak pribadi pada hasil video berbalas pantun. Diantaranya tata cara berbicara terhadap orang tua dengan sopan, makna pantun yang mendoakan kebaikan untuk orang tua, dan tata krama dalam bersikap terhadap orang tua.
Pantun adalah salah satu budaya Indonesia yang harus kita lestarikan sebagai salah satu warisan budaya bangsa. Dengan melaksanakan kegiatan berbalas pantun ibu dan anak tersebut. Peserta didik sudah bersikap berkebhinekaan global dalam kehidupan sehari-hari.

Peserta didik yang mampu membuat video berbalas pantun berarti sudah tertanam sebagai peserta didik yang kreatif karena mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak sesuai dengan profil pelajar pancasila.

Kemampuan literasi peserta didik semakin terasah dengan kegiatan berbalas pantun ibu dan anak. Karena untuk membuat sebuah pantun tidaklah bisa sembarangan. Ada langkah-langkah yang harus dilalui untuk menghasilkan sebuah pantun seperti menentukan tema, menentukan jenis pantun, membuat sampiran yang menarik, dan membuat isi pantun yang bermakna.

Tingginya antusiasme peserta didik dalam membuat video berbalas pantun ibu dan anak, maka direncanakan kedepannya kegiatan ini perlu ditingkatkan lagi sebagai ajang menyalurkan minat dan bakat peserta didik di SDN Leuwikidang. Kegiatan ini juga diharapkan merangsang kemampuan literasi pada peserta didik. Selain itu juga bisa dijadikan salah satu wadah pengamalan profil pelajar Pancasila. Agar peserta didik senantiasa menjadi pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.***

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *