Majelis Ilmu Milik-Nya Bukan Milikku: Mengajak Masyarakat Tumbuh Bersama

Foto Bersama Anak-Anak Setelah Mengikuti Magrib Mengaji di Majelis Ilmu Milik-Nya Bukan Milikku

Ruangatas.com | Seutas Tentang Majelis

Majelis Milik-Nya Bukan Milikku sebuah perkumpulan masyarakat di Kp. Semeasari, RT 01 RW 08, Kel. Nagarasari, Kec. Cipedes, Kota Tasikmalaya. Milik-Nya bukan Milikku bukan sekadar sebuah nama, melainkan sebuah filosofi hidup yang menjadi dasar dari setiap kegiatan dan interaksi di majelis ini. Dengan komitmen untuk menjadi ruang belajar, berbagi, dan tumbuh bersama masyarakat, majelis ini hadir untuk menyebarkan nilai-nilai Islam yang penuh kasih, hikmah, dan keikhlasan. Setiap kegiatan yang diadakan, mulai dari kajian ilmiah, doa bersama, hingga aktivitas sosial, berusaha menumbuhkan rasa kebersamaan dan peduli antar sesama. Melalui kegiatan ini, setiap individu diharapkan bisa merasakan kedekatan dengan Allah dan sesama, serta terus memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan yang lebih bermakna.

Mengusung filosofi bahwa segala yang ada di dunia ini adalah titipan Allah, majelis ini mengajak setiap anggotanya untuk memahami makna ketawadhuan, mensyukuri nikmat, dan memaknai hidup sebagai ibadah kepada-Nya. Prinsip “Milik-Nya Bukan Milikku” mengajarkan bahwa segala yang kita miliki adalah anugerah yang harus digunakan dengan sebaik-baiknya. Dengan berbagai program keagamaan yang melibatkan aspek sosial, budaya, dan pendidikan, majelis ini berupaya memberdayakan masyarakat dan membangun komunitas yang tidak hanya kuat secara spiritual, tetapi juga mandiri secara sosial dan ekonomi. Dalam setiap langkahnya, majelis ini selalu berpegang pada prinsip keikhlasan dan kebersamaan, dengan harapan dapat menjadi agen perubahan yang membawa kebaikan dan keberkahan bagi seluruh umat.

Dimulai dari perjalanannya, Takmir masjid dan pengurus majelis berperan sebagai pelayan jamaah. Mereka berusaha menciptakan lingkungan yang ramah bagi semua, termasuk anak-anak dan jamaah secara keseluruhan. Mereka bekerja sama dengan berbagai komunitas, seperti Komunitas Luar Pagar, komunitas seni dan budaya, Majelis Masyarakat Maiyah Tasikmalaya, serta komunitas lain di lingkungan sekitar. Kolaborasi ini sudah berlangsung selama kurang lebih empat tahun, dengan sinergitas pemerintah dan Koramil yang berperan sebagai pembina majelis. Semua pihak menempatkan diri sebagai pelayan jamaah, berkomitmen untuk melayani umat dan masyarakat, terutama menjelang bulan Ramadan.

Program dan Kegiatan Majelis

Kegiatan di Majelis Milik-Nya bukan Milikku telah memiliki manajemen yang tertata dengan baik. Hal ini memastikan bahwa pelaksanaan kegiatan majelis tidak mengganggu kewajiban-kewajiban dalam keluarga maupun kehidupan bermasyarakat. Sebagai contoh, di lingkungan keluarga, setiap istri atau suami tetap dapat menuntaskan kewajibannya di rumah masing-masing tanpa merasa terganggu oleh jadwal kegiatan majelis. Intinya, waktu untuk mengikuti kegiatan majelis tidak bentrok dengan kewajiban umat beragama lainnya.

Dalam bulan Ramadan, majelis Milik-Nya bukan Milikku menyelenggarakan berbagai kegiatan, seperti tarawih, pesantren kilat (sanlat), dan i’tikaf selama sepuluh hari terakhir. Selain itu, terdapat program-program yang sudah berjalan secara berkelanjutan, seperti Gerbang Surga (Gerakan Bangun Subuh Bersama Keluarga), Ngopi (Ngobrol Perkara Islam), dan Jihad (Ngaji di Poe Ahad) dengan pemateri yang tidak hanya dari kalangan ustadz saja, diantaranya, Dokter, Pimpinan pesantren, Sastrawan, Dosen, Peneliti, Pengamat politik, TNI/kodim dan lain sebagainya serta banyak lagi kegiatan keagamaan lainnya.

Berbagai program juga dikembangkan, seperti Magrib Mengaji, yang telah berjalan cukup lama. Program ini dirancang seperti sistem keluarga, dengan tujuan memberikan edukasi, melatih kedisiplinan kepada anak-anak. Di kota Tasikmalaya, program Magrib Mengaji masih menjadi tantangan. Data menunjukkan hanya sekitar 20% siswa SMP yang aktif mengikuti, 5% siswa SMA, sementara tingkat SD memiliki partisipasi yang lebih tinggi, serta tingkat TK sekitar 15%.

Untuk menggali potensi jamaah, majelis ini berkolaborasi dengan Majelis Masyarakat Maiyah Lingkar Daulat Malaya. Mereka secara konsisten mengembangkan potensi masyarakat, termasuk anak-anak, melalui berbagai aktivitas. Aktivitas tersebut tidak terbatas pada kegiatan keagamaan, tetapi juga mencakup aspek kultur lingkungan, pendidikan, seni, budaya, ekonomi, dan lain sebagainya. Dengan pendekatan ini, majelis tidak hanya menjadi tempat beribadah, tetapi juga ruang pemberdayaan komunitas secara menyeluruh.

Program Kegiatan Majelis Ilmu Milik-Nya bukan Milikku

Pengembangan Digital untuk Kegiatan Majelis

Salah satu perbedaan dengan majelis lainnya adalah penggunaan kartu absensi bagi jamaah. Kartu ini memiliki berbagai fungsi, mulai dari absensi tarawih untuk dewasa hingga pencatatan kehadiran pada program-program yang ada di majelis.

Bagi anak-anak, kartu serupa juga disediakan untuk mendukung kegiatan Ramadan. Kartu ini digunakan untuk mencatat kehadiran mereka dalam program Magrib Mengaji, salat Subuh berjamaah, dan salat lima waktu. Dengan pendekatan ini, majelis berupaya menciptakan suasana yang lebih terstruktur, terorganisir, dan mendukung keterlibatan semua kelompok usia dalam kegiatan keagamaan.

Untuk sistem absensi, ada poin yang menjadi perhatian. Pada tahun-tahun sebelumnya, jamaah mendapatkan reward sekitar Rp. 300.000 per orang, sampai disediakannya paket Umroh dengan sistem kocok untuk jamaah yang memenuhi kriteria sesuai aturan yang sudah diterapkan oleh panitia Ramadan, baik dimulai dari absensi kehadiran dan lainnya. Tahun ini diharapkan ada hal serupa, namun sistem absennya sudah lebih modern yang didukung dengan pengembangan digital, yakni menggunakan kartu barcode. Hal ini bertujuan untuk menimbang dan mencatat partisipasi masyarakat dalam beribadah, sehingga setiap aktivitas keagamaan yang dilakukan dapat tercatat dengan akurat dan terukur. Dengan pencatatan yang rapi dan sistematis, diharapkan dapat meminimalisir adanya kesalahan atau ketidaktepatan dalam pemberian reward kepada jamaah.

Kartu ini juga tidak hanya berlaku selama Ramadan, tetapi bersifat berkesinambungan untuk jangka panjang. Nantinya, kartu ini akan dikelola oleh tim divisi pemberdayaan umat. Poin yang terkumpul dari absensi juga bisa ditukar, misalnya dengan bantuan program belajar, bantuan berupa beras atau yang lainnya.

Program Magrib Mengaji dan Kegiatan Rutinan Majelis

Pengembangan dan Evaluasi

Pengembangan dan evaluasi di majelis Milik-Nya bukan Milikku dilakukan secara sistematis melalui subdivisi dari pengurus masjid, majelis, dan pengurus RT yang saling berbagi peran untuk mengembangkan diri. Setiap subdivisi memiliki perencanaan yang kemudian dianalisis dan dievaluasi setiap hari, sehingga sistemnya bersifat kejar tayang. Ada divisi yang secara khusus bertanggung jawab atas kegiatan keagamaan, seperti sanlat (pesantren kilat), tarawih, dan kajian subuh. Meskipun kegiatan di majelis ini tidak terlalu banyak, semuanya tertata dengan rapi sesuai dengan target yang telah ditentukan.

Selain itu, terdapat divisi ketahanan pangan yang juga memiliki peran penting. Posisi call center ketahanan pangan disiapkan untuk membantu jamaah atau masyarakat yang mungkin membutuhkan bantuan, seperti kekurangan beras atau kebutuhan pokok lainnya. Kondisi kemampuan seseorang bersifat fluktuatif, misal hari ini seseorang mampu, tetapi besok bisa saja tidak. Oleh karena itu, jika ada yang membutuhkan, mereka dipersilakan mengambil bantuan secara mandiri atau bisa juga diantar langsung, tanpa dokumentasi foto untuk menjaga harkat dan martabat penerima bantuan.

Untuk program Siaga Sahur dan Siaga Buka, pada tahun sebelumnya majelis ini telah menyiapkan sekitar 6.000 porsi selama satu Ramadan. Tahun ini, program tersebut tetap berjalan dengan target minimal 100 porsi untuk tiap waktu sahur dan buka. Dipersipkan juga dapur umum untuk memastikan kebutuhan ini dapat terpenuhi dengan baik.

Kondisi saat tarawih di Masjid Milik-Nya bukan Milikku cukup terorganisir. Pendaftar untuk tarawih saat ini sudah mencapai sekitar 200 orang lebih. Dengan kapasitas masjid dan lingkungan lumayan cukup luas. Anak-anak akan terpantau berada di sisi tertentu, dan masing-masing kelompok akan ditempatkan sesuai dengan area yang telah ditentukan.

Dari sisi keamanan, terdapat pembagian tugas yang jelas. Divisi keamanan umum dipegang oleh Kapospol dan Koramil, sedangkan keamanan harian lingkungan ditangani oleh tim khusus di sini. Keamanan saat ibadah berjalan juga diawasi oleh Askar. Selain itu, ada juga divisi kenyamanan ibadah yang bertugas mengevaluasi aspek kenyamanan, mulai dari kondisi karpet hingga fasilitas lainnya.

Di samping itu, kegiatan operasional didukung oleh tim yang bertanggung jawab sesuai keahlian masing-masing. Penanggung jawab kelistrikan yang ditangani langsung dari PLN, sementara lighting atau pencahayaan ditangani oleh orang yang berkompeten di bidangnya. Semua tugas disesuaikan dengan potensi individu, sehingga tidak ada tugas yang diberikan di luar kemampuan seseorang. Dengan demikian, semua berjalan sesuai peran dan tanggung jawab masing-masing.

Harapan Majelis Milik-Nya bukan Milikku

Prinsip utama yang dipegang  oleh Majelis Milik-Nya bukan Milikku adalah “amankan diri, amankan keluarga, amankan majelis”. Filosofi ini menekankan pentingnya memulai dari diri sendiri, kemudian keluarga, dan selanjutnya meluas ke majelis serta masyarakat secara keseluruhan. Dengan pendekatan ini, diharapkan setiap individu memiliki landasan yang kuat sebelum berkontribusi kepada lingkungan yang lebih luas.

Hal ini juga menjadi pengingat agar fokus tidak hanya pada pengembangan kajian, tetapi juga pada kemajuan majelis, takmir masjid, pengurus RT, dan komunitas di sekitarnya. Semua pihak diharapkan dapat berkembang bersama, sembari terus memberikan edukasi yang bermanfaat kepada masyarakat secara konsisten.

Semua upaya ini, diharapkan dapat menciptakan lingkungan ibadah yang nyaman, mendidik, dan berkelanjutan, demi kemajuan umat secara keseluruhan. Sehingga ke depannya jumlah jamaah yang mengikuti kegiatan ini terus meningkat, terutama dalam aspek keagamaan. Selain itu, kegiatan ini bersifat terbuka untuk umum, sehingga siapa pun dapat berpartisipasi dan merasakan manfaatnya.

Program Majelis dan Kegembiraan Anak-anak di Majelis

Tanggapan Masyarakat terhadap Program Majelis

Berdasarkan tanggapan masyarakat sejak adanya program ini, dampak yang dilakukan oleh majelis Milik-Nya bukan Milikku sangat terasa manfaatnya bagi masyarakat, terutama anak-anak. Program ini berhasil menumbuhkan kesadaran keagamaan sejak dini. Dukungan dari masyarakat terhadap kegiatan ini juga sangat besar, yang membuatnya semakin berkembang.

Tidak hanya warga setempat, majelis ini juga menarik banyak peserta dari luar kampung. Program-program yang bermanfaat dan nilai-nilai keagamaan yang disampaikan telah mengundang banyak orang dari berbagai daerah untuk bergabung. Mereka datang untuk beribadah, menambah ilmu, dan berkontribusi dalam kegiatan sosial. Keberagaman peserta ini menunjukkan majelis sebagai tempat yang inklusif, memperkuat kebersamaan dan persaudaraan antar masyarakat.

Dari segi pengembangan ekonomi umat, program ini mengusung prinsip “dari warga untuk warga”. Salah satu contohnya adalah penyediaan makanan atau jajanan selama kegiatan berlangsung, yang melibatkan warga setempat. Ini tidak hanya mendukung keberlangsungan kegiatan, tetapi juga membantu meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *