Cerpen Lintang Ismaya: Diary Pemabuk

Cerpen Lintang Ismaya | Ruangatas.com

Aku tuliskan ragam peristiwa ini sekadar untuk mengingatkan laku diri. Ya, tak lebih. Toh, siapakah aku dalam lembaran buku sejarah yang dibaca di saban kelas pendidikan pun di ruang-ruang diskusi? Jadi, bagaimana aku bisa berebut dalam lembaran sejarah, toh sejatinya tulisan ini sekadar diary tentang sosok yang tak penting dalam ruang peradaban. Namun mengalami ragam arus zaman.

Bacaan Lainnya

Ah, tak baik juga rasanya bertele-tele, toh sekadar untuk catatan laku diri, iya kan? Begini; masa mudaku itu tua. Masa tuaku itu muda. Aku ingin tidur tenang senikmat bayi, kalaku kembali ke kampung halaman sejati. Wahai Tuhan, Raja yang sebenarnya Raja itu hanyalah Engkau Satu Yang Maha Suci lagi Maha Agung, maafkan hamba; mohon dengan sangat!

Ya, harus diakui, bahwa masa mudaku itu tua; aku pasif bergerak ke banyak ruang dan peristiwa. Sebaliknya sama; masa tuaku itu muda, sebab aku begitu aktif bergerak ke banyak alamat. Kini, betapa mudahnya aku memohon ampun padaMu, sementara Engkau Maha Tahu siapakah laku diri ini. Pantaskah mendapatkan ampunanMu? Yakinku satu, tak ada yang tak mungkin bagiMu, sebab Engkau Maha Kehendak. Sebab Engkau Maha Pemurah. Sebab Engkau Maha Pemaaf. Sebab Engkau Maha Rahman-Rahim.

Ah, terlalu porno jika semuanya dituliskan, sebab Engkau Maha Penjaga Rahasia. Celakalah jika buku diary ini dibaca oleh istri dan anakku, kelak. Ya, meski belum punya pasangan hidup. Namun aku yakin bahwa Engkau sudah meyiapkan yang terbaik untukku. Ya, dari tulang rusukku. Benar, apa yang ditanam itulah kenyataanya pohon yang sesuai dengan benihnya. Bunga dan buahnya itu cermin mutlaknya dari gambaran pohon hayat dalam laku diri.

Namun bukan itu pula yang ingin aku tuliskan. Kembali menengok ke dalam diri; terlalu banyak binatang-binatang liar yang hidup dan beranak-pinak, hingga menjadi rasa yang lebur dalam nafsu purbawi. Benar, bahwa keinginan itu pintu dari segala situasi yang mampu menjerumuskan kita ke dalam kalang bahagia dan atau nestapa. Benar, bahwa ingin itu sumber derita. Namun tanpa adanya ingin tak baik juga dalam melakoni hidup dan kehidupan ini di bumiMu.

Dalam usia rawan, aku pernah jatuh hati pada sepuluh perempuan dan mereka meninggalkanku di pelaminan melati, tanpa ada kabar kembali. Seiring detik waktu yang merayapi rambut umur, ada seorang dari mereka yang intens menghubungi pun kerap minta bantuan. Ya, sepatutnya manusia sebagai makhluk sosial, kami berinteraksi dalam keadilan sosial, tak lebih. Bahkan ia membawa tujuh santriwati untuk dipilih satu jadi calon istri.

Tuhan Yang Maha Hakim, jika ini mutlak sebagai wasilah dariMu yang dititipkan padanya. Permudahkan hamba untuk memilih satu sesuai yang Engkau ridhoi. Lepaskan hamba dari segenap rasa pada sang mantan. Jadikan hamba bak terlahir kembali meski noda hidup dan kehidupan masih ada yang tersisa, sulit untuk dibersihkan. Ya, sebab hanya Engkau satu yang mampu menghapusnya dari catatan Rakib dan Atid.

“Tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim” Ya, hanya Engkau satu, tak ada yang lain. Terimalah istighfar ini, mohon dengan sangat. Ringankan langkah hamba dengan penuh hikmah dan barokah seperti air mata langit yang turun di mana saja Engkau hendaki, guna menyuburkan di sekitar yang terjangkau oleh jejak basahnya.

Wahai Tuhan Yang Maha Bijaksana, di sisa usiaku ini jadikanlah hamba seperti air mata langit. Seperti derasnya air mata yang menuruni tebing pipi hamba sebagai wujud sesal, ampun dalam kesungguhan hati, pikir dan khayali. Satukan hamba di pelaminan melati dengan yang Engkau ridhoi. Namun sebelum itu terjadi, ampuni hamba terlebih dahulu dari segenap khilaf dan alpa. Akad-kan diri hamba terlebih dahulu dengan rasul-Mu. Akad-kan hamba terlebih dahulu dengan Engkau satu. Sebab tak ada jual beli dan transaksi terbaik selain dengan Engkau satu dan kekasihMu. Sebelum aku kembali ke kampung halaman sejati; aku ingin tidur tenang senikmat bayi. Mohon dengan sangat! [Li]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *