Oleh: M. Solehuddin, S.Pd (Guru SDN 2 Sukamaju Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya)
Dalam rangka mengimplemtasikan kurikulum di SDN 2 Sukamaju, dimana di dalamnya ada Pembelajaran kecakapan hidup (life skill) para siswa diajarkan kemandirian, dimana siswa tidak hanya belajar di dalam kelas akan tetapi siswa juga diajarkan untuk berkebun.
Tujuannya dalam pembelajaran adalah mendorong siswa untuk mau makan sayur. Mengkonsumsi makanan sehat, seperti buah dan sayur, sangat penting untuk perkembangan otak dan tubuh siswa. Selain itu, siswa juga belajar untuk berproses dari mulai menyiapkan lahan, proses penanaman sampai pada memperhatikan dan perawatannya setiap hari.
Berkebun juga bisa menjadi kesempatan bagi guru untuk mengajarkan berbagai macam ilmu kepada siswa. Berbagai pengetahuan sehari-hari yang bisa diajarkan kepada siswa saat berkebun, antara lain musim, cuaca, daur hidup, jenis tanaman, dan masih banyak lagi.
Guru juga dapat mengembangkan kemampuan siswa berhitung dan membaca sambil berkebun. Ketika siswa-siswa berkebun, mereka dapat menyadari betapa pentingnya merawat dan menjaga kebersihan lingkungan jika mereka ingin kebun mereka tumbuh dengan baik dan menghasilkan tanaman yang sehat. Ini juga bisa menjadi kesempatan sempurna bagi guru untuk memberi tahu siswa tentang konsep, seperti polusi, pestisida, dan daur ulang.
Dengan demikian, berkebun tidak selalu membutuhkan lahan yang luas, cukup memanfaatkan sudut pekarangan yang kosong sebagai ruang tanam. Lahan kosong dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan warga sekolah.
Tanaman sayuran merupakan jenis tanaman yang mudah tumbuh dan tidak memerlukan perawatan yang sulit. Jenis tanaman ini juga merupakan komoditas pangan yang paling sering kita konsumsi. Sayuran kaya akan vitamin dan mineral untuk tubuh. Tak hanya itu, tanaman sayur juga bisa dijadikan sebagai wahana penghijauan sekolah.
Dukungan lahan yang tersedia di SDN 2 Sukamaju cukup mumpuni untuk menerapkan pembelajaran di luar kelas. Dalam proses penanaman kali ini, siswa Kelas VI-A di bantu oleh para guru berkesempatan menjadi motor penggerak dengan menam kangkung darat yang usianya cukup pendek sekitar 30-40 hari sampai dapat di panen.
Para siswa sangat antusias, terbukti dari mulai persiapan yang dimulai pada tanggal 28 Januari 2023 terjun langsung terjun kelapangan untuk mempersiapkan lahan. Mereka secara berkelompok baik laki-laki maupun perempuan bahu membahu bergotong royong sesuai jadwal kelompok piket kerja.
Dari mulai mencangkul, meratakan tanah, tiap kelompok mengerjakan satu petak tanah yang berukuran 2m x 6m dalam bentuk gundukan.
Kegiatan tersebut dilakukan tiap hari Sabtu setelah mengikuti senam ceria bersama siswa kelas lain. Setelah selesai tanah tersebut diberi pupuk dasar dari kotoran hewan selama satu Minggu.
Masuk pada sesi penanaman, pada hari Sabtu tanggal 4 Februari 2023, lahan mulai ditanami biji kangkung darat dengan jarak 10-15 cm. Tiap petak diisi 3-5 butir biji kangkung darat yang telah direndam selama 7 jam.
Mereka mengerjakan penuh ceria dan bahagia saling bercengkrama antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain. setelah menanam satu gundukan tiap kelompok dilanjutkan dengan penyiraman.
Sekitar tiga hari biji kangkung darat mulai terlihat tumbuh, terlihat wajah-wajah siswa tampak bahagia, dengan kerjasama yang serasi tiap pagi disiram air, jika tidak ada hujan. Pada hari ke-7 tanaman tersebut mulai di berikan pupuk, begitu juga setiap kelipatan 7, tanaman tersebut diberikan lagi nutrisi pupuk.
Untuk memantau perkembangan dan pertumbuhannya setiap kelompok diberikan tugas untuk mengisi tabel kegiatan.
Sampai saat ini tanggal 17 Februari tanaman kangkung darat telah berusia 14 hari saatnya pemberian pupuk kedua. Siswa bermimpi pada saat panen akan diolah dengan cara membuat rujak kangkung dan oseng kangkung, begitu permintaannya.***