Sukarela Tim KKN UPI Kampus Tasikmalaya dalam Meningkatkan Minat Mengaji Anak di Desa Salebu

Kab. Tasikmalaya – RA | Mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata) Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Daerah Tasikmalaya memiliki beberapa program kerja, salah satunya adalah KKN Mengajar, sehubungan dengan program kerja tersebut maka secara sukarela tim KKN memilih untuk mengajar mengaji dan mendampingi mengaji anak-anak.

Belajar mengaji biasanya dilakukan sejak usia dini. Salah satunya adalah kegiatan KKN Mengajar Mengaji yang diikuti oleh anak-anak Dusun Ciwidara yang berjumlah kurang lebih 20 orang dengan memperhatikan kedekatan dan keakraban pada anak-anak, kegiatan mengaji ini terlihat berbeda dari biasanya karena diisi juga dengan materi yang beragam dan dapat membuat anak-anak lebih antusias mengikuti kegiatan mengaji tersebut.

Bacaan Lainnya

Kegiatan mengajar ngaji ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal piket yang telah ditentukan sebelumnya, pelaksanaannya dimulai setiap malam selama mahasiswa/i melaksanakan KKN pada waktu selepas shalat Maghrib hingga Isya yang dilaksanakan di Madrasah Al- Muawanah Dusun Ciwidara, Desa Salebu,Kecamatan Mangunreja, Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (03/08/2023). 

Selain mengajar ngaji Tim KKN juga menayangkan film-film terkait materi Pendidikan Agama Islam seperti kisah Nabi, dan Surat-surat Pendek. Pendampingan mengaji ini bertujuan untuk meningkatkan minat baca anak-anak dalam membaca Al-Qur’an khususnya pemahaman materi-materi agama Islam yang diajarkan oleh tim KKN.

Tujuan dari Tim KKN Angkatan 2020 memilih kegiatan KKN Mengajar mengaji ini adalah untuk membantu minat baca anak-anak desa dalam belajar membaca Al-Quran baik dengan belajar membaca lafadznya hingga belajar mempelajari tajwidnya. Karena itu dapat membuat anak-anak lebih rajin dan lebih lancar dalam membaca Al-Quran serta dapat menciptakan generasi Islam yang islami dan bisa membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.

Selain itu, mempelajari Al-Qur’an merupakan suatu anjuran dalam agama Islam, karena Al-Qur’an sebagai pedoman hidup yang harus dipelajari dan didalami. Dalam hal ini, yang menjadi tolak ukur seorang muslim adalah sejauh mana upaya dan usahanya dalam mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an. 

Anggota KKN Desa Salebu, Dila Adilah mengungkapkan bahwa Sebagai langkah awal dalam memulai kegiatan ini adalah tim KKN melakukan survei lokasi terlebih dahulu di mushola yang berdekatan dengan posko KKN dan memilih Madrasah Al-Muawanah, dilanjut dengan menemui pengurus mushola untuk meminta izin terlebih dahulu. 

“Alhamdulillah, kita sudah izin dengan pengurus mushola memberi keputusan bahwa tim KKN UM diizinkan untuk ikut serta dalam kegiatan mengajar mengaji setiap malam selama KKN berlangsung, terkecuali malam jumat pengajian setelah Shalat Maghrib,” ujarnya.

Selanjutnya Dila menjelaskan, pihaknya membagi tim KKN menjadi 6 kelompok untuk bergantian mengisi waktu mengajar yang disesuaikan dengan jadwal piket. Masing-masing kelompok menjalankan tugasnya sesuai dengan jadwal piket yang telah ditentukan. Untuk anggota laki-laki mengajar anak laki-laki begitupun untuk yang perempuan mengajar anak-anak perempuan. Anak-anak mengaji ini terdiri dari murid kelas I sampai dengan kelas 9. 

“Setelah Shalat Maghrib berjamaah, setiap anak mengaji sebanyak satu halaman dan masing-masing anggota Tim KKN menyimak sambil memperbaiki bacaan dan memperbaiki tajwid dari bacaan Al-Qur’an yang telah dibaca oleh anak-anak. Setelah kegiatan mengaji, selanjutnya disusul dengan kegiatan tambahan  yang telah diberikan dan dibahas bersama-sama setelah itu anak-anak di evaluasi untuk menguji sejauh mana pemahaman yang dipahami oleh anak-anak tersebut. Selain kegiatan mengajar mengaji ini, setiap hari Rabu dan Kamis diisi dengan kegiatan hafalan bacaan shalat, malam jumat pengajian  bersama masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar mushola. Kegiatan ini rutin dilakukan setiap minggunya,” ungkap Dila.

Dr. H. Bahrum Mutakin, selaku pengelola sekaligus pengajar ngaji menyambut baik adanya kegiatan pendampingan mengajar mengaji oleh tim KKN, karena merasa terbantu dalam proses belajar mengaji yang berlangsung. 

“Saya justru senang ada aa dan teteh dari KKN yang senantiasa dengan sukarela ikut serta dalam membimbing anak-anak untuk mengaji di Mushola Al- Muawanah, karena saya sendiri suka kewalahan mengajar 30 anak yang sikapnya beragam-ragam, ada yang senang ada juga yang susah untuk difokuskan membaca Al-Qur’an, ya namanya anak-anak ,kalau ada Aa dan Teteh KKN saya merasa sangat terbantu dalam membimbing anak-anak mengaji khususnya ada materi tambahan seperti menonton film keagamaan, bacaan shalat, tajwid dengan materi pendidikan agama Islam,” ungkapnya.

Ia juga menambahkan, Al-Qur’an yang menjadi acuan utama dalam belajar mengaji Madrasah Al- Muawanah ini, berhubungan dengan Al-Qur’an merupakan pedoman hidup setiap kaum muslim. Oleh sebab itu, pendidikan Al-Qur’an memang sudah seharusnya diberikan dan diajarkan kepada anak-anak sedini mungkin karena pendidikan yang diberikan pada masa kecil, pengaruhnya akan lebih besar, kuat, tajam, membekas dan lebih memikat dengan mudah daripada pendidikan yang diberikan setelah dewasa. 

“Setiap orang tua mempunyai kewajiban untuk membimbing dan mendidik anak-anaknya untuk memahami Al-Qur’an sedini mungkin, seperti yang terdapat pada salah satu hadis yang artinya: “Didiklah anak-anakmu dengan tiga perkara: mencintai nabi, mencintai keluarga nabi, dan membaca Al-Qur’an.” (HR. Thabrani),” pungkasnya. ***

 

Penulis : Regina Aprilla Maharani 

Jurusan : PGSD UPI KAMPUS TASIKMALAYA, Angkatan Tahun 2020.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *