Oleh : Hidayatul Anwar, S.Pd (Guru SDN Manangga Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya)
Pendidikan telah memasuki Abad 21, tentunya akan berimplikasi pada setiap komponen yang ada didalamnya. Baik itu guru, siswa maupun tools yang dibutuhkan untuk menunjang proses pendidikan, semuanya akan berubah dan berkembang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristiknya. Artinya Pendidikan akan senantiasa seiring dan sejalan dengan zaman.
Guru dalam hal ini sebagai salah satu pilar pendidikan memiliki peran penting dalam membimbing siswa menghadapi perkembangan zaman. Salah satunya melalui proses pembelajaran yang mampu menstimulus siswa bernalar kritis, memecahkan masalah, serta dapat mengkontruksi kebutuhan belajarnya sendiri, sehingga dibutuhkan strategi atau cara untuk mewujudkan pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Dewasa ini, metakognisi merupakan salah satu skill yang dibutuhkan oleh siswa, untuk itu diperlukan stimulus agar terasah serta optimal digunakan oleh siswa. Secara konsep, metakognisi merupakan kemampuan manusia dalam mengkontruksi dan mengolah cara berfikirnya atau yang dikenal dengan istilah Thinking about Thinking, artinya siswa dapat menentukan cara serta menemukan apa yang dibutuhkan dalam proses belajarnya agar dapat tercapai. Hal ini sejalan dengan Nur (2022) yang menyatakan Metakognisi sendiri berhubungan dengan keterampilan kemampuan yang ada dalam diri siswa itu sendiri serta keahlian dalam menggunakan strategi belajar yang tepat dalam pembelajaran tertentu.
Syaiful (2011) mengemukakan Metakognisi mempunyai dua unsur penting, diantaranya adalah keterampilan metakognitif (metacognitive skills). Sehingga, keberhasilan seseorang dalam belajar dipengaruhi oleh kemampuan metakognitifnya, karena jika setiap kegiatan belajar dilakukan dengan mengacu pada indikator dari learning how to learn maka hasil optimal pasti akan mudah dicapai.
Untuk dapat melatih kemampuan metakognisi siswa, dapat dilakukan melalui penerapan strategi pembelajaran Mind Map. Mind Map sendiri diartikan sebagai strategi yang dapat digunakan oleh siswa agar mampu menyerap dan mengkontruksi segala bentuk informasi yang dibutuhkan secara terstruktur. Sejalan dengan itu, Mind Map juga diartikan sebagai aplikasi berpikir yang bekerja dengan keinginan otak manusia dan mampu memberikan manfaat terhadap semua potensi dan kapasitasnya, pengertian tersebut dikemukakan oleh Windura (2009).
Dalam implementasi strategi yang disebutkan diatas, guru melakukan skema seperti pada gambar berikut ini :
Ketika menerapkan skema pada gambar tersebut, tentu dilakukan proses terbimbing oleh guru pada siswa saat mengkontruksi serta mengelola cara berfikirnya terhadap materi yang diajarkan agar terstruktur serta memahami konten materi yang diharapkan. Namun terlebih dahulu guru menyampaikan materi atau tujuan pembelajaran yang hendak dipelajari siswa.
Pada proses Prediction skill, siswa telah memprediksi kemungkinan apa saja yang akan terjadi ketika ia mempelajari materi tersebut, baik itu menemukan masalah serta bagaimana proses pemecahan masalah itu sendiri. Sementara itu pada proses Planning Skill, siswa merencanakan sesuatu yang harus ia pelajari serta bagaimana masalah itu bisa dipahami, kemudian bahan/sumber apa saja yang dibutuhkan untuk memahami dan menjawab permasalahan yang dihadapi.
Selanjutnya pada proses Monitoring Skill, siswa dibimbing untuk menyusun pertanyaan-pertanyaan yang akan mengarahkan siswa agar lebih terstruktur dan terukur pada pencapaaian materi tersebut. Pertanyaan-pertanyaan yang dimaksud seperti, apa tujuan saya dalam mempelajari materi ini, bagaiamana masalah ini dapat dijelaskan, strategi apa yang harus saya gunakan, mengapa saya tidak memahami soal ini, dan sebagainya. Kemudian proses terakhir yang dilakukan adalah Evaluating Skill ialah kegiatan refleksi terhadap permasalahan yang ditemui serta dihadapi dalam rangka untuk mengetahui kemampuan siswa baik dari aspek kemahiran, nilai dan kemampuan kognitif siswa yang ia kuasai serta bagaiamana cara memperbaiki tentang apa yang harus diperbaiki.
Dengan demikian, keterampilan metakognisi siswa akan terasah dan terlatih melalui penerapan strategi pembelajaran Mind Map, yang berdampak pada kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, bernalar kritis serta menumbuhkan budaya reflektif pada diri siswa sebagaimana yang diharapkan pada karakteristik pembelajaran abad 21.
DAFTAR PUSTAKA
Nur, M dan Wikandari, P. R. (2000). Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivistik dalam Pengajaran. Surabaya: UNESA
Syaiful. (2011). Metakognisi Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Realistik Di Sekolah Menengah Pertama. Online. Junal Edumatica, 1(2), 1-13
Windura, Sutanto. (2009). Brain Management Series: Mind Map for Business Effectiveness. Jakarta : PT Elex Media Komputindo