Oleh : Indra Wahyuni (Kepala SDN Kedungwaru Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) telah menerbitkan Permendikbudristek No. 22 Tahun 2018 sebagai pedoman upacara bendera di sekolah. Bahwa pelaksanaan upacara bendera di sekolah merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang mencakup nilai-nilai penanaman sikap disiplin, kerjasama, rasa percaya diri, dan tanggung jawab yang mendorong lahirnya sikap dan kesadaran berbangsa dan bernegara serta cinta tanah air di kalangan peserta didik. Upacara bendera di sekolah dilaksanakan setiap hari senin dan juga dalam rangka memperingati Hari Besar Nasional seperti Hari Pendidikan Nasional, Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia, Hari Pahlawan, dan Hari Guru Nasional. Upacara bendera dilaksanakan sebagai bentuk penghormatan bagi Pahlawan bangsa Indonesia yang telah berjuang untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajah. Perjuangan kemerdekaan Indonesia adalah proses yang sangat panjang. Mulai dari perjuangan zaman kerajaan, pergerakan nasional, kebangkitan nasional, jalur diplomasi seperti melalui BPUPKI, PPKI dengan dilahirkannya Pancasila sebagai dasar negara, adanya peristiwa Rengasdengklok hingga proklamasi.
Pancasila sebagai dasar negara bukan hanya sebagai teks yang dibacakan pada saat upacara bendera. Banyak nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila pancasila yang perlu kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu ada juga sikap-sikap positif yang ditunjukkan oleh para perumus pancasila yang harus kita teladani. Seperti sikap berani, rela berkorban, saling menghormati, toleransi, gotong-royong dan lain-lain. Sudah selayaknya pengamalan nilai-nilai Pancasila ini dapat kita ditanamkan bukan hanya ketika pembelajaran di kelas saja. Namun harus ditumbuhkan juga ketika berkegiatan di luar jam pembelajaran salah satunya saat melaksanakan upacara bendera. Saat upacara bendera berlangsung, seluruh peserta upacara harus mengikuti dengan khidmat. Baik bapak ibu guru maupun peserta didik tanpa terkecuali. Hal tersebut harus dapat kita laksanakan sebagai salah satu bukti nyata bahwa kita mengisi kemerdekaan bangsa Indonesia dengan hal yang positif.
Untuk dapat melaksanakan upacara dengan khidmat tentunya tidak bisa instant. Dibutuhkan proses panjang untuk menjadikan peserta upacara faham atas tujuan dilaksanakan upacara bendera di sekolah. Tidak sedikit peserta upacara yang hanya berdiri semaunya, mengobrol dengan peserta lain, menggangu peserta lain, dan atribut upacara yang dikenakan masih belum lengkap. Hal ini saya jadikan motivasi untuk terus berbenah ke arah yang lebih baik lagi. Selain itu juga regenerasi petugas upacara juga harus diperhatikan. Karena petugas upacara merupakan unsur penting dalam kelancaran kegiatan upacara bendera di sekolah.
Salah satu upaya yang saya lakukan adalah melakukan regenerasi petugas upacara. Peserta didik kelas 4 dan kelas 5 harus sudah dibiasakan berlatih untuk menjadi petugas upacara. Guna menumbuhkan sikap keberanian dan gotong royong petugas upacara pada saat melakukan regenerasi petugas upacara. Saya mengemasnya dalam kegiatan latihan upacara yang menyenangkan dan bermakna bagi petugas upacara. Setiap calon petugas upacara bendera diberikan kesempatan untuk memilih posisi petugas upacara bendera sesuai dengan minatnya masing-masing. Agar tidak ada kesan terpaksa menjadi petugas upacara pada diri peserta didik. Setiap posisi petugas dibagi menjadi dua kelompok yaitu, ada petugas inti dan ada petugas cadangan. Hal ini bertujuan agar ketika petugas inti berhalangan hadir dalam pelaksanaan upacara bendera. Maka upacara akan tetap dilaksanakan tanpa harus memilih kembali siapa yang pantas untuk menggantikan petugas upacara bendera yang berhalangan hadir.
Selain itu juga petugas cadangan akan tetap diberikan kesempatan untuk tampil serentak dengan petugas cadangan lainnya. Penampilan petugas cadangan dilakukan karena memang layak tampil menjadi petugas upcara bendera. Sebagai bentuk tanggung jawab atas tugas yang diberikan kepada petugas upacara. Maka saat pelaksanaan latihan harus bersikap disiplin dan saling menghormati kesalahan yang dilakukan orang lain. Bukan malah dijadikan bahan olok-olokan di kemudian hari. Saat latihan diterapkan pula penanaman karakter kebhinekaan global dan mandiri. Contohnya, petugas pembawa acara inti dengan petugas pembawa acara cadangan tentunya punya ciri khas masing-masing. Perbedaan ini bukan dijadikan ajang untuk siapa yang paling baik dan siapa yang kurang baik, tapi bagaimana kita menikmati perbedaan yang ada saat upacara bendera.
Sikap tanggung jawab pada diri petugas inti maupun petugas cadangan harus terus dimotivasi. Misalkan petugas upacara harus menyimpan kembali perlengkapan petugas upacara ke tempat semula. Sehingga jika dibutuhkan sewaktu-waktu tidak kerepotan untuk mencarinya. Selain itu juga sebagai petugas upacara harus sudah sarapan sebelum pelaksanaan upacara. Sehingga saat pelaksanaan seluruh petugas upacara dalam keadaan prima. Petugas upacara juga harus datang ke sekolah 15 menit sebelum kegiatan upacara dimulai. Sebelum pelaksanaan upacara dimulai, peserta upacara selalu diberikan pemahaman tentang tujuan upacara. Hal ini dilakukan agar menjadi renungan bagi seluruh peserta upacara untuk dapat mengikuti upacara dengan khidmat.
Salah satu dampak jika petugas upacara sudah melaksanakan tugasnya dengan maksimal adalah peserta upacara pun akan terkagum-kagum saat mengkuti upacara bendera. Akan termotivasi dengan gagahnya para petugas upacara yang percaya diri. Pada akhirnya timbul rasa malu pada diri sendiri untuk mengobrol, mengganggu orang lain, dan tidak mengenakan atribut lengkap saat upacara bendera. Karena mendisiplinkan itu tidak selamanya dengan kekerasan. Tapi berikan sentuhan yang membuatnya merasa bersalah. Bahkan ada keinginan untuk lebih baik lagi dari hari kemarin saat mengikuti upacara bendera di sekolah.***