Kota Tasikmalaya – Ruangatas.com | Lingkar Daulat Malaya (LDM) kembali menunjukkan komitmennya dalam pengembangan literasi sekaligus syiar – ajakan berbuat kebaikan, melalui program Sinau Nulis Bareng dengan tema “Menyuling Rasa, Mendulang Kata.” Kegiatan yang dipandu secara langsung oleh penulis Doni M Noor ini mengajak peserta untuk latihan menggali makna dari apapun saja yang kita alami dan amati, menulis sebagai jalan tafakur, refleksi diri, dan syiar kebaikan.
Dalam penjelasannya, Doni menekankan bahwa menulis bukan sekadar aktivitas kreatif, mengolah rasa menjadi kata yang bermakna, melainkan sebagai sarana aktivasi spiritual dalam diri manusia.
“Sebagaimana manusia membutuhkan bacaan untuk merenung, menulis adalah salah satu jalan tafakur. Ia menjadi aplikasi dari tanggung jawab kita sebagai makhluk Allah, yang hidupnya penuh catatan amal oleh Rakib dan Atid,” ungkap Doni.
Menyuling Rasa, Mendulang Kata
Menjadi tema inti dalam kegiatan Sinau nulis bareng, mengingatkan peserta bahwa setiap pengalaman, emosi, dan perasaan bisa diolah menjadi tulisan yang bermanfaat. Menulis dilihat sebagai bentuk ibadah sekaligus syiar, mencerminkan sifat tablig Rasulullah SAW, yaitu menyampaikan pesan kebaikan.
“Dengan menulis, kita menyuling rasa, merangkai pengalaman dan renungan menjadi kata-kata yang mendalam. Tulisan yang kita buat adalah bentuk tanggung jawab untuk mengingatkan diri sendiri dan orang lain akan nilai-nilai kebaikan,” tambah Doni.
Komitmen Belajar dan Tanggung Jawab sebagai Pelajar
Kegiatan yang telah berjalan selama tiga bulan ini diadakan setiap Sabtu pukul 13.30 hingga selesai. Peserta diajak menyadari identitas utama mereka sebagai hamba Allah yang diberi akal, sekaligus memanfaatkan potensi belajar dan interaksi dengan sesama untuk menulis.
Pegiat Maiyah, Lingkar Daulat Malaya, Ihsan Farhanuddin, yang akrab dipanggil Icun menyampaikan, “Atas dasar kegelisahan terhadap daya baca tulis sebagai manusia yang saat ini sudah mulai banyak ditinggalkan kepantasannya, kegiatan ini akan terus diupayakan untuk kita lakukan. Sebagai bentuk takzim pada para guru-guru kami dan kita para penggiat berkomitmen bersama kang Doni M Noor untuk melakukan sebuah gerakan kesadaran walaupun kecil, dalam sinau nulis bareng yang bertempat di Saung Classik Milik-nya,” ucapnya.
Icun juga menambahkan, “manusia adalah makhluk sempurna karena adanya akal sebagai titipan dariNya, namun dalam hal teknis tata cara menjalani kehidupan, manusia itu tidak lengkap. Ia membutuhkan washilah – perantara – bantuan dari orang lain, makhluk lain dan dorongan kemauan didalam dirinya, yakni kemauan belajar bersama. Maka, kegiatan ini menjadi ruang terbuka untuk merefleksikan diri dan membangunkan potensi menulis,” jelas Icun.
Bagi peserta yang memiliki kemauan dan komitmen tinggi, program ini menjadi sarana mendalam untuk mengasah keterampilan menulis sekaligus menguatkan spiritualitas personal. Namun, bagi yang masih ragu, Icun mengajak untuk merenungkan tujuan hidup, memperhatikan alam sekitar, dan kembali kepada hakikat penciptaan.
Selain itu, selaku pegiat Maiyah, Aa Sayeful Millah, juga menegaskan “Secara alamiah, semua orang mempunyai kecerdasan yang sangat kompleks dan harus dilatih, ditemukan, dibersamai untuk kemudian dikembangkan. Maka kegiatan Sinau nulis bareng bagian dari upaya kita membangun atmosfer kebersamaan untuk belajar bersama, saling memberikan ruang kesempatan kepada orang lain untuk belajar dan tumbuh bersama bukan mengajari orang”, tandasnya.
Adapun harapan dari kegiatan Sinau nulis bareng ini bagi Acep Muhadjir selaku pegiat, Berharap kegiatan ini terus berjalan layaknya tumbuhan yang perlu dirawat supaya pertumbuhannya baik dan kuat, tidak layu ketika kemarau datang, tidak tumbang ketika ada angin kencang dan yang terpenting ini bagian dari rakaat panjang sebagai program kebutuhan bagi diri manusia.
“Saya yakin nilai kebermanfaatan dari kegiatan ini, perlahan-lahan akan dirasakan oleh orang banyak. Terimakasih banyak, khususnya kepada kang Doni M Noor juga teruntuk teman teman penggiat dan peserta dari berbagai latarbelakang, atas kesetiaan menjaga nilai kebersamaan dan semangat belajar bersamanya sehingga kegiatan ini terus berjalan. Cukuplah Allah yang Maha Kuasa memberikan balasan baik terhadap konsistensi niat baik kita semua,” pungkasnya.
Lingkar Daulat Malaya berharap tema “Menyuling Rasa, Mendulang Kata” dapat menjadi inspirasi bagi peserta untuk terus belajar menulis, mengolah emosi menjadi karya, menjadikan tulisan sebagai jalan syiar – menyampaikan nilai nilai kebaikan dan Kebermanfaatan sebagai bentuk lain dari pengabdian kepada Sang Pencipta. Karena karya nyata manusia adalah menebarkan kebaikan dan Kebermanfaatan bagi kehidupan sesama makhlukNya. (Adm***)