Bangkok, Thailand – Ruangatas.com | Dalam upaya memperkuat kerja sama pendidikan lintas negara, Program Studi Pendidikan Guru PAUD (PGPAUD) UPI Kampus Tasikmalaya menggandeng Universiti Teknologi MARA (UiTM) Malaysia dan Sekolah Indonesia Bangkok (SIB) dalam riset internasional bertema transisi pendidikan dari PAUD ke SD.
Riset bertajuk “Teachers’ Perspectives on the Transition from Early Childhood Education to Primary School in Indonesia, Malaysia, and Thailand: Challenges and Best Practices” ini resmi dimulai pada Selasa, 20 Mei 2025, di bawah koordinasi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Kerajaan Thailand.
Ketua tim peneliti dari UPI, Dr. Gilar Gandana, M.Pd., hadir langsung di Bangkok bersama tim peneliti lainnya, seperti Aini Loita, M.Pd., Dr. Herman Syafri, M.Pd., Fauziah Syarifatul Huriyah, S.Psi., M.Psi., Psikolog, dan Alfian Azhar Yamin, M.Pd. Mereka bekerja sama dengan Dr. Fatin Aliana Mohd Radzi, Kepala Prodi Pendidikan Anak Usia Dini UiTM.
Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran angket kepada para guru PAUD dan SD di jaringan Sekolah Indonesia Bangkok. Tiga guru SIB, yakni Agustina Rahmawati, Sri Ernawati, dan Dian Maharani, turut menjadi garda depan dalam pelaksanaan riset dengan menjembatani tim peneliti dan responden di lapangan.
Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari Duta Besar RI untuk Thailand, Rachmat Budiman, yang turut hadir memberikan dukungan.
“Transisi PAUD ke SD adalah momen penting dalam pendidikan anak. Kolaborasi riset ini sangat strategis dalam membangun kebijakan pendidikan berbasis praktik terbaik lintas negara,” ujar Dubes Rachmat.
Kepala Sekolah Indonesia Bangkok, Maria Victoria, M.Pd., juga menyampaikan komitmennya untuk mendukung penuh riset ini dan mendorong keterlibatan aktif para guru.
Sementara itu, Dr. Gilar Gandana, M.Pd., selaku ketua tim peneliti menekankan pentingnya pendekatan kontekstual dalam memahami dinamika transisi anak.
“Kami ingin melihat bagaimana para guru di tiga negara memaknai transisi dari PAUD ke SD. Apakah mereka melihatnya sebagai kelanjutan yang mulus atau justru penuh tantangan. Temuan-temuan ini akan sangat berharga untuk merancang model transisi yang lebih humanis dan responsif terhadap kebutuhan anak,” ujar Dr. Gilar.
Riset ini tak hanya memperkuat kolaborasi akademik antarnegara, tetapi juga menjadi langkah konkret dalam mencari solusi pendidikan yang kontekstual dan relevan secara global.
Dr. Gilar berharap, “Hasil kajian ini mampu memperkaya pemahaman tentang tantangan transisi PAUD ke SD dan memberikan kontribusi nyata bagi pendidikan anak di Asia Tenggara”, pungkasnya. ***