RUANGATAS.COM | Belakangan ini banyak berita yang sering meliput kasus kekerasan, perundungan, kecelakaan dan lain sebagainya. Dampaknya tidak hanya menimbulkan kerusakan fisik, tetapi juga dapat mempengaruhi kesehatan mental korbannya. Akibatnya, dapat memengaruhi dalam kehidupan sehari-hari dan hubungan mereka.
Seperti yang telah dilansir gramedia.com, American Psychological Association menyebutkan bahwa trauma adalah respons emosional korban terhadap peristiwa yang mengerikan. Korban bisa sangat terkejut dan penuh penolakan pada awalnya. Selain itu korban akan mengalami dampak jangka panjang, seperti emosi yang tidak terduga, perasaan tegang, gejala fisik, atau gejala aneh lainnya. Tidak jarang, bahkan gejala tersebut sangat mengganggu aktivitas keseharian para korban.
Trauma yang dialami seorang korban bisa menyebabkan post-traumatic stress disorder (PTSD). PTSD adalah bentuk gangguan kesehatan mental yang dialami seseorang setelah mengalami suatu kejadian yang menyebabkan trauma, seperti yang kecelakaan, bencana, kekerasan seksual, dan sebagainya. Jika kondisi korban semakin parah, maka kemungkinan mereka butuh bantuan perawatan psikologis yang lebih serius dan lama. Salah satu caranya menanganinya adalah melalui trauma healing.
Trauma healing adalah suatu proses memulihkan emosi korban dari ketakutan di masa lalu. Dengan cara ini, mereka bisa bertahan hidup kembali tanpa bayang-bayang masa lalu. Pada umumnya, para korban sering merasa mengenang kembali peristiwa itu, mengingatnya dengan mimpi buruk, dan menghindari dikaitkan dengan peristiwa traumatis. Maka dari itu, ada beberapa cara terapi terapi sikologis untuk mengatasinya yang bisa diikuti dan ada beberapa metode trauma healing yang bisa digunakan.
Sebelum memilih jenis metode trauma healing yang tepat, kamu usahakan pilih terapis yang bisa berperan menjadi kolaborator yang baik saat terapi. Artinya bukan seorang terapis yang berusaha untuk memaksakan kendali atas diri kamu sendiri. Hal ini perlu diperhatikan karena proses trauma healing bisa menciptakan diri seseorang merasakan aneka macam reaksi emosional, seperti sedih, motivasi, menjengkelkan, atau membangkitkan semangat.
Adapun metode-metode trauma healing yang biasa dilakukan oleh seorang terapis kepada pasiennya, seperti berikut ini:
1. Farmakoterapi
Farmakoterapi merupakan metode syok healing yang melibatkan penggunaan obat-obatan dalam mengelola reaksi syok atau trauma yang mengganggu seseorang. Obat-obatan sudah terbukti membantu menggunakan kelas reaksi atau tanda-tanda seperti berikut ini:
a. Gejala intrusi
ᮀb. Hyperarousal
c. Reaksi emosional
d. Gairah yang meningkat
e. Sifat lekas marah
f. Depresi
2. Terapi Perilaku
Terapi perilaku adalah bentuk metode terapi yang paling generik, yakni terapi pemaparan (eksposur). Dalam terapi perilaku ini, seorang akan diarahkan dengan menghadapi ketakutannya secara bertahap. Seringkali, terapi perilaku atau pemaparan ini membuat pembelajaran individu bahwa ketakutan atau emosi negatif tidaklah beralasan, yang dalam gilirannya memungkinkan rasa takut akan berkurang.
3. Terapi Perilaku Kognitif (CBT)
Terapi perilaku kognitif (CBT) adalah metode pemulihan trauma yang didasarkan pada seorang individu harus memperbaiki dan mengubah pikiran yang salah. Metode ini memberi tanggapan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kepada mereka yang mengalami trauma. Elemen umum dari terapi trauma ini adalah sebagai berikut:
a. Mengajarkan bagaimana bernapas dalam mengelola kecemasan dan stres
b. Mengajarkan reaksi normal terhadap trauma
c. Memberi terapi paparan
d. Mengidentifikasi dan mengevaluasi bentuk pikiran negatif, salah, dan irasional, serta menggantinya dengan pikiran yang lebih akurat
Pada pertemuan pertama dengan terapis, korban diajak untuk menguraikan peristiwa traumatis yang menimpanya. Saat mendengarkan, terapis akan kesulitan bagi korban untuk keluar dari bayang-bayang masa lalu. Misalnya, korban menyalahkan dirinya sendiri karena tidak sempat membantu ibunya jika terjadi bencana. Terapis membantu korban menerima dan memahami bahwa hal-hal dapat terjadi di luar kendali mereka sebagai manusia.
Berdasarkan jurnal yang diterbitkan oleh HHS Public Access, metode terapi CBT adalah cara paling efektif untuk mengatasi gangguan kecemasan, gangguan somatoform, bulimia, masalah pengendalian kemarahan, dan stres secara umum.
4. Terapi EMDR
Perawatan dalam terapi EMDR ini melibatkan orang dalam terapi yang secara mental berfokus pada pengalaman traumatis atau pikiran negatif. Selain itu metode terapi ini juga melacak adanya cahaya yang bergerak atau jari terapis yang bergerak secara visual. Nada pendengaran atas trauma yang dialami juga bisa digunakan dalam beberapa kasus trauma.
Meskipun dalam terapi EMDR melibatkan gerakan mata yang cukup menimbulkan banyak perdebatan, namun metode terapi ini telah terbukti sangat efektif untuk pengentasan dan penghapusan gejala trauma serta masalah psikologis yang lainnya.
Terapis yang melakukan metode ini pada pasiennya, biasanya telah teruji dengan pelatihan khusus dari asosiasi, seperti Institut EMDR atau Asosiasi Internasional EMDR.
Meski tergolong baru, eye movement desensitisation and reprocessing (EMDR) dianggap bisa meredakan tanda-tanda yg dialami penderita PTSD.Proses EMDR akan dilakukan menggunakan meminta korban buat menceritakan balik peristiwa traumatis yg dialaminya sembari memperhatikan hal lain. Misalnya menggunakan memperhatikan mobilitas jari terapis atau hal lainnya.
Tujuannya merupakan supaya korban bisa memikirkan hal yang positif waktu mengingat peristiwa traumatis tersebut. Adapun usang prosesnya mampu memakan saat sampai kurang lebih 3 bulan.
5. Hypnosis
Secara umum, seorang hipnoterapis menempatkan seseorang dalam keadaan hipnosis sebelum berbicara dengan orang tersebut atau membicarakan masalah tertentu. Kebanyakan hipnoterapis percaya bahwa emosi dan pikiran seseorang selama hipnosis sangat penting untuk proses penyembuhan.
6. Terapi Psikodinamik
Tujuan dari terapi trauma psikodinamik adalah untuk mengetahui tahapan mana yang mempengaruhi trauma yang terjadi pada seseorang. Mengetahui hal ini, terapis dapat mengelola aspek peristiwa traumatis yang menimpa pasien dengan elemen umum seperti berikut ini:
a. Sejarah perkembangan individu dan pertimbangan masa kanak-kanak
b. Tekankan pemahaman tentang pentingnya trauma
c. Lihat bagaimana trauma mempengaruhi kesadaran diri dan hubungan seseorang
d. Menemukan apa yang telah hilang dari seseorang sebagai akibat dari peristiwa traumatis
7. Terapi Kelompok
Terapi kelompok biasanya merupakan pilihan terapi yang melengkapi terapi individu. Terapi kelompok dapat dipimpin oleh terapis atau anggota kelompok yang berbagi trauma dengan mu. Beberapa terapi kelompok mungkin bersifat mendidik, yang lain mungkin berfokus pada pemberian dukungan, dan yang lainnya bersifat terapeutik.
Namun, hal terpenting bagi penyintas traumatis adalah memilih kelompok yang sesuai dengan tahap atau proses penyembuhan sebelumnya. Kamu dapat menemukan terapi kelompok berdasarkan tahap penyembuhan, seperti berikut ini:
a. Tahap Keselamatan atau Pengorbanan: Pilih kelompok yang berfokus pada perawatan diri dan keterampilan mengatasi.
b. Memori dan Kesedihan atau Tahap Kelangsungan Hidup: Pilih kelompok yang berfokus pada penceritaan trauma.
c. Tahap Reconnection atau Thriver: Pilih Kelompok yang bertujuan untuk membuat koneksi dengan orang orang.
d. Kelompok pendidikan: Bisa untuk seluruh peserta terapi dalam semua tahapan.
Perlu kamu ingat bahwa tidak ada pengobatan instan yang akan menyembuhkan kesehatan mental seseorang dalam waktu semalam. Itulah sebabnya trauma healing membutuhkan komitmen, persiapan, latihan berulang, keberanian, tekad, dan dukungan orang lain. ***