Tasikmalaya.Ruangatas.com | Kolaborasi yang luar biasa ditorehkan SMA Negeri 10 Kota Tasikmalaya, bersama sanggar seni kinanti yang berhasil melaksanakan lomba melukis diatas 2350 payung geulis.
Hal itu mendapat apresiasi dari semua kalangan termasuk dari Atalia Praratya S.IP.,M.Ikom Ketua Dekranasda Provinsi Jawa Barat dan tercatat dalam catatan rekor Muri 2022, melukis terbanyak diatas payung geulis.
Eri Aksa, pemilik sanggar kinanti yang juga ketua pengrajin payung geulis Kota Tasikmalaya, mengatakan lomba ini sebenarnya bertujuan untuk mengenalkan payung geulis kepada generasi muda.
Menurutnya, mereka yang nantinya akan meneruskan dalam menjaga dan memelihara keberlangsunga payung geulis dimasa yang akan datang.
“Konsepnya sebenarnya untuk mengenalkan payung geulis kepada generasi muda. Karena memang selama ini payung geulis belum cukup dikenal bagai mana cara pembuatannya dan lain sebagainya,” terangnya di lokasi lomba, Sabtu (19/03/22).
Eri menuturkan, melalui obrolan santai beberapa tahun lalu dengan pihak SMA Negeri 10 dalam hal ini H Yonandi sebagai kepala sekolahnya, konsep tersebut akhirnya bisa dilaksanakan.
“Pak kepsek ini alhamdulillah apresiatif, ini juga disuport langsung oleh jabar bergerak dan terutama ketua dekranasda kota Tasikmalaya, yakni bu wali kota. Terimakasih suport nyayang sangat luar biasa,” ungkapnya.
Sementara, Kepala SMAN 10 Tasikmalaya Dr. H. Yonandi, S.Si, M.T mengatakan, pembuatan payung geulis ini sudah dimasukan dalam program kurikulum PKW, dimana para siswa diajarkan membuat payung geulis dari mulai mebuat rangka hingga jadi bentuk payung geulis.
“Di sini ada kerajinannya, yang nantinya kalau sudah jadi kita masukan ke guru seni rupa untuk dilukis, lalu masuk juga ke kesenian tari, seperti tadi contohnya, 100 orang menari dengan payung geulis,” terangnya.
Sementara, Kepala SMAN 10 Tasikmalaya Dr. H. Yonandi, S.Si, M.T mengatakan, pembuatan payung geulis ini sudah dimasukan dalam program kurikulum PKW, dimana para siswa diajarkan membuat payung geulis dari mulai mebuat rangka hingga jadi bentuk payung geulis.
“Di sini ada kerajinannya, yang nantinya kalau sudah jadi kita masukan ke guru seni rupa untuk dilukis, lalu masuk juga ke kesenian tari, seperti tadi contohnya, 100 orang menari dengan payung geulis,” terangnya.
Adapun dalam kegiatan Festival Payung Geulis ini, Yonandi mengatakan, ini merupakan kolaborasi dengan para pengrajin Payung Geulis di Tasikmalaya sehingga lahirlah Rekor MURI 2350 siswa melukis Payung Geulis.
“Tujuan kami ingin melestarikan dan meregenerasi Payung Geulis sebagai upaya meningkatkan life skil bagi para siswa yang 70% tidak melanjutkan, juga sebagai ajang promosi agar lebih dikenal di tingkat nasional dan internasional,” tambahnya.
Lalu ia mengungkapkan, dengan melukis Payung Geulis Bisa memberikan imun, melukis di Payung Geulis bisa membuat hati senang, memegang Payung Geulis bisa terasa cantik ketika di foto.
Atalia Praratya S.IP.,M.Ikom Ketua Dekranasda Provinsi Jawa Barat mengatakan, melalui kegiatan ini diharapkan akan muncul Regenerasi Pengrajin Payung Geulis. “Semoga ini menjadi simbol kebangkitan perekonomian para pengrajin,” harapnya. Dewan