Artikel Kesehatan – RA | Definisi stunting menurut World Health Organization (WHO) adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi, kronis dan infeksi berulang yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar. Selanjutnya WHO juga mengemukakan stunting adalah pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang/tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 standar deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan WHO yang terjadi dikarenakan kondisi irreversibel akibat asupan nutrisi yang tidak adekuat dan/atau infeksi berulang/kronis yang terjadi dalam 1000 HPK.
Apakah semua balita pendek itu pasti stunting?
Perlu diketahui, tidak semua balita pendek itu stunting, sehingga perlu dibedakan oleh dokter anak atau seorang yang membidani anak, tetapi anak yang stunting sudah pasti pendek.
Penyebab Stunting
Penyebab utama stunting adalah malnutrisi dalam jangka panjang (kronis). Kekurangan asupan gizi ini bisa terjadi sejak bayi masih di dalam kandungan karena ibu tidak mencukupi kebutuhan nutrisinya selama kehamilan. Selain itu, anak yang kebutuhan nutrisinya tidak terpenuhi selama masa tumbuh kembangnya juga bisa mengalami stunting.
Bangak sekali faktor yang mempengaruhi tejadinya stunting, dianaranya beberapa faktor yang mendasari terjadinya stunting, antara lain :
1. Asupan kalori yang tidak adekuat.
a. Faktor sosio-ekonomi (kemiskinan),
b. Pendidikan dan pengetahuan yang rendah mengenai praktik pemberian makan untuk bayi dan batita (kecukupan ASI),
c. Peranan protein hewani dalam Makanan Pendamping ASI (MPASI),
d. Penelantaran,
e. Pengaruh budaya,
f. Ketersediaan bahan makanan setempat.
2. Kebutuhan yang meningkat.
a. Penyakit jantung bawaan,
b. Alergi susu sapi,
c. Bayi berat badan lahir sangat rendah,
d. Kelainan metabolisme bawaan,
e. Infeksi kronik yang disebabkan kebersihan personal dan lingkungan yang buruk (diare kronis) dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah oleh imunisasi (Tuberculosis / TBC, difteri, pertussis, dan campak).
Apakah stunting bisa dicegah?
Cara mengatasi stunting untuk calon ibu yakni perhatikan kesehatan untuk memenuhi program kehamilan, kemudian memberi anak nutrisi yang memadai sejak dari dalam kandungan, setelah baru lahir, dan selama masa pertumbuhan.
Pelajari cara mencegah stunting berikut ini :
1. Saat Remaja Putri
Skrining anemia dan konsumsi tablet tambah darah atau konsumsi makanan dan minuman sehat dengan teratur.
2. Saat Masa Kehamilan
Disarankan untuk rutin memeriksakan kondisi kehamilan ke dokter. Perlu juga memenuhi asupan nutrisi yang baik selama kehamilan. Dengan makanan sehat dan juga asupan mineral seperti zat besi, asam folat, dan yodium harus tercukupi.
3. Balita
a. Terapkan Inisiasi Menyusui Dini (IMD).
Sesaat setelah bayi lahir, segera lakukan IMD agar berhasil menjalankan ASI Eksklusif. Setelah itu, lakukan pemeriksaan ke dokter atau ke Posyandu dan Puskesmas secara berkala untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.
b. Imunisasi
Perhatikan jadwal imunisasi rutin yang diterapkan oleh Pemerintah agar anak terlindungi dari berbagai macam penyakit.
c. ASI Eksklusif
Berikan ASI eksklusif sampai anak berusia 6 (enam) bulan dan diteruskan dengan MPASI yang sehat dan bergizi.
d. Pemantauan tumbuh kembang à weight faltering.
4. Pola Hidup Bersih dan Sehat
Terapkan pola hidup bersih dan sehat, seperti mencuci tangan sebelum makan, memastikan air yang diminum merupakan air bersih, buang air besar di jamban, sanitasi sehat, tidak mengkonsumsi zat psikotropika, narkotika atau sejenisnya dan lain sebagainya.
Bagaimana alurnya jika menemukan kasus masalah gizi supaya dapat mencegah stunting?
Penanganan stunting dapat meliputi pengobatan penyakit penyebabnya, perbaikan nutrisi, pemberian suplemen, serta penerapan pola hidup bersih dan sehat. Berikut adalah tindakan yang dapat dilakukan dan memenuhi anjuran dokter :
1. Mengobati penyakit yang mendasarinya, misalnya memberikan obat-obatan anti tuberkulosis bila anak menderita TBC.
2. Memberikan nutrisi tambahan, berupa makanan yang kaya protein hewani, lemak, dan kalori.
3. Memberikan suplemen, berupa vitamin A, zinc, zat besi, kalsium, dan yodium.
4. Menyarankan keluarga untuk memperbaiki sanitasi dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), guna mencapai keluarga yang sehat.
Praktik Layanan Kesehatan :
1. Surveilans gizi dan penemuan serta penangan kasus (Posyandu dan Puskesmas).
2. Pelayanan sekunder atau tersier, memiliki Sp.A atau Sp. AK (gizi, tumbuh kembang). Memiliki sarana dan prasarana : klinik khusus tumbuh kembang.
Referensi :
– Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI. 2018. Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia. Buletin Jendela. ISSN 2088 – 270X.
– Atikah Rahayu, SKM, MPH; Fahrini Yulidasari, SKM, MPH; Andini Octaviana Putri, SKM, M.Kes; dan Lia Anggraini, SKM. 2018. Study Guide Stunting dan Upaya Pencegahannya. CV Mine Yogyakarta.
– World Health Organization (WHO). www.who.int.