Membangun Generasi Emas dengan Pendekatan Etnopedagogis di SDN 2 Sukamaju

Oleh: Budiman, M.Pd. (Kepala Sekolah SDN 2 Sukamaju)

Ruangatas.com | Dalam era globalisasi yang serba cepat dan kompleks, membangun generasi emas yang berkarakter, berakhlak mulia, dan berkompeten menjadi tantangan besar bagi dunia pendidikan. SDN 2 Sukamaju telah menunjukkan komitmennya dalam menghadapi tantangan ini dengan mengintegrasikan pendekatan etnopedagogis dalam proses pembelajaran.

Bacaan Lainnya

Melalui pembiasaan kearifan lokal/budaya Sunda dan optimalisasi kokurikuler, intrakurikuler, dan ekstrakurikuler, SDN 2 Sukamaju telah menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif dan mendukung perkembangan siswa secara holistik. Pendekatan etnopedagogis ini tidak hanya membantu meningkatkan kesadaran budaya dan identitas budaya siswa, tetapi juga mengembangkan keterampilan sosial, keterampilan hidup, dan kemampuan berpikir kritis dan analitis.

Kokurikuler, intrakurikuler, dan ekstrakurikuler di SDN 2 Sukamaju dirancang untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan yang penting untuk masa depan. Kokurikuler membantu siswa mengembangkan keterampilan hidup yang penting, seperti keterampilan sosial, keterampilan komunikasi, dan keterampilan problem-solving. Intrakurikuler membantu siswa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan akademis dalam berbagai mata pelajaran. Ekstrakurikuler membantu siswa mengembangkan keterampilan non-akademis, seperti keterampilan olahraga, seni, tari, dan musik.

Dengan demikian, SDN 2 Sukamaju telah menunjukkan bahwa pendekatan etnopedagogis dapat menjadi salah satu solusi untuk membangun generasi emas yang berkarakter, berakhlak mulia, dan berkompeten. Melalui pendekatan ini, SDN 2 Sukamaju dapat membantu meningkatkan kesiapan siswa untuk masa depan, baik dalam bidang akademis maupun non-akademis.

Dalam konteks globalisasi yang semakin kompleks, penting bagi kita untuk melestarikan budaya dan kearifan lokal, serta mengoptimalkan pendidikan holistik. Ikhtiar SDN 2 Sukamaju ini semoga dapat menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk tetap melestarikan budaya Sunda dan mengembangkan pendidikan holistik yang berorientasi pada pembangunan karakter dan kompetensi siswa.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *