Media Pembelajaran Animasi untuk Meningkatkan Pengetahuan Siswa dalam Materi Gaya

Artikel Pendidikan – RA | Teknologi informasi akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan ini mengubah paradigma masyarakat dalam pencarian dan perolehan informasi dari berbagai alat informasi. Salah satu bidang yang terkena dampak perkembangan teknologi informasi adalah proses pembelajaran. Pada dasarnya pembelajaran di sekolah adalah proses komunikasi dan informasi dari guru ke siswa yang meliputi informasi pembelajaran dengan unsur guru sebagai sumber informasi. Media sebagai alat untuk menyampaikan ide, gagasan dan materi untuk siswa itu sendiri.

Komunikasi pembelajaran merupakan penyampaian pesan dari sumber pesan ke penerima pesan melalui saluran atau media tertentu. Pesan yang akan dikomunikasikan kepada siswa adalah materi pelajaran atau informasi-informasi penting terkait pembelajaran. Sumber pesan di sini bisa guru, siswa atau orang lain yang ahli dalam menyampaikan materi tersebut. Sedangkan penerima pesannya adalah siswa ataupun guru melalui saluran yang dinamakan media pembelajaran (Sadiman, dkk. 2008).

Bacaan Lainnya

Dalam penyampaian pesan atau informasi tidak serta merta siswa mengerti dari apa yang disampaikan oleh guru. Bisa saja siswa mengalami hambatan dalam menerima informasi dari guru, tidak menutup kemungkinan juga guru bisa saja keliru dalam penyampaian pesan atau informasi dalam penyampaiannya. Misalnya, menyampaikan informasi yang abstrak terkait penyampaian materi, maka untuk mengatasi hambatan dalam penyampaian informasi guru harus cerdas dalam memilih dan menggunakan metode, bahan ajar atau media yang digunakan.

Bermacam-macam metode atau media pembelajaran yang digunakan oleh guru. Dalam pemanfaatan media sebagai alat bantu proses pembelajaran, menurut (Edgar Dale dalam Sadiman, dkk. 2008) mengklasifikasi tingkatan pengalaman yang paling konkret ke arah hal yang paling abstrak, klasifikasi tersebut dapat dikatakan dengan istilah kerucut pengalaman. Sejalan dengan pendapat Dale, dalam bentuk pengalaman yang konkret akan lebih mudah dipahami dan diserap siswa ketimbang simbol dan gagasan yang abstrak (Seels dan Richey, 1994). Sehingga, untuk menyampaikan materi dalam konteks pembelajaran dibutuhkan media atau alat bantu ajar yang bisa mengkonkretkan materi yang abstrak supaya siswa lebih optimal dalam pengetahuannya.

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan proses pembelajaran yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan alam, seperti fisika, kimia, biologi, dan sains. Pembelajaran IPA bertujuan untuk mengembangkan pemahaman siswa tentang berbagai konsep, prinsip, dan proses ilmiah yang terkait dengan dunia alam. Pembelajaran IPA biasanya dilakukan melalui pengamatan, eksperimen, dan penelitian, sehingga siswa dapat aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Tentunya tidak semua metode pembelajaran dapat memvisualisasikan pembelajaran IPA, sedangkan guru menggunakan metode pembelajaran yang hanya sering digunakan dalam pembelajaran IPA meliputi metode ceramah, diskusi, praktikum, dan proyek.

Pembelajaran IPA juga berfokus pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, analitis, dan kreatif siswa. Siswa diajarkan untuk mengamati, menyelidiki, mengumpulkan data, menganalisis informasi, dan membuat kesimpulan berdasarkan bukti-bukti yang ada. Selain itu, pembelajaran IPA juga mendorong siswa untuk mengembangkan sikap ilmiah, seperti rasa ingin tahu, kejelian, keterbukaan, dan kejujuran. Siswa diajarkan untuk menghargai dan menghormati hasil penelitian dan temuan ilmiah, serta untuk melihat dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari.

Maka dalam pencapaiannya terkait pembelajaran IPA, guru dan siswa harus benar-benar paham dalam melakukan proses pembelajaran yang efektif dan mensiasati hambatan-hambatan yang akan terjadi, sehingga siswa dapat memahami konsep-konsep yang akan dipelajari. Dengan pembelajaran IPA yang efektif, diharapkan siswa dapat mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang ilmu pengetahuan alam, serta keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk menjadi individu yang berpikir kritis, kreatif, dan bertanggung jawab dalam menjawab tantangan dan permasalahan di masa depan.

Di latar belakangi dengan beberapa hambatan dalam menerima informasi dari guru terutama dalam pembelajaran IPA untuk penerapan materi gaya di kelas IV SDN Kuripan 03, maka kami mencoba mengaplikasikannya melalui media animasi. Secara hasil yang didapatkan hal tersebut dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam mendapatkan informasi terkait materi yang diajarkan. Sependapat dengan (Delen, 2009) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa animasi merupakan kumpulan gambar yang dapat diolah sedemikian rupa agar menghasilkan gerakan-gerakan yang sesuai dan diinginkan pembuatannya. Siswa akan merasa mudah memahami apa yang disampaikan oleh guru terhadap penyampaian materi-materi pelajaran.

Sedangkan, media animasi pembelajaran interaktif menurut (Delen, 2009) adalah bentuk alat elektronik digital yang dapat memproses suatu masukan yang diinginkan untuk menghasilkan suatu produk. Media animasi pembelajaran interaktif merupakan hasil teknologi modern yang memberi pengaruh besar terhadap perubahan-perubahan cara belajar siswa. Media animasi tersebut dapat dihasilkan berupa media audio-visual yang menggunakan gambar-gambar tampak seperti nyata yang dapat bergerak (animation efek). Media ini juga seperti halnya media video yang ditampilkan dalam bentuk “moving image” (gambar bergerak). Dalam proses pembelajarannya guru dapat mencari di platform-platform yang telah tersedia atau membuatnya sendiri sesuai keinginan dan kebutuhan yang akan diajarkan di kelas.

Maka dari itu dapat kita simpulkan, bahwa pembelajaran IPA khususnya dalam penerapan materi gaya, siswa dengan mudah memahami materi dalam proses pembelajaran di sekolah. Dari segi efektivitas, media animasi sangat efektif untuk membantu siswa dalam membantu pemahaman siswa yang abstrak menjadi konkret atau dapat membantu memvisualisasikan materi-materi yang terukur abstrak. Selain itu, membuat pembelajaran lebih menarik dan interaktif, serta mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Namun, penggunaan media juga perlu dilakukan dengan relevan, sesuai dengan ketersediaan fasilitas, dan diimbangi dengan penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi.

 

Daftar Pustaka:

Delen, D.N. (2009). Pengembangan Media animasi Pembelajaran Sistem Pencernaan Pada manusia Untuk Kelas V SDN Sawojajar III Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Jurusan Teknologi Pendidikan FIP Universitas Negeri Malang.

Sadiman, dkk. (2008). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Seels, B.B., & Richey, C.R. (1994). Teknologi Pembelajaran: Definisi dan Kawasannya. Terjemahan Sudjarwo. Jakarta: Erlangga.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *