Kota Tasikmalaya – RA | Menanggapi acara kegiatan Forum Kelompok Kerja Guru (FKKG) Kota Tasikmalaya, yang dilaksanakan pada Minggu, 12/2/2023. Rupanya mendapat respon yang positif, baik dari kontek maupun konsep yang dilaksanakan FKKG tersebut.
Terselenggaranya kegiatan tersebut melibatkan narasumber dari luar daerah Tasikmalaya, diantaranya Wakil Ketua Satgas GLS Kemendikbud, Wien Muldian serta Penulis dan Sekjen Alinea, Kanti W. Janis, juga dihadiri Kasi PGTK SD Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, Kendra Rodiyansah, S.Pd, serta guru dan pegiat pendidikan Tasikmalaya.
Kegiatan FKKG Kota Tasikmalaya turut ditanggapi oleh beberapa guru/pengurus KKG, pegiat pendidikan, serta Kabid PGTK Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, H. Cecep Susilawan, S.Pd., M.M., yang kebetulan tidak berkenan hadir dalam acara tersebut.
Eneng Ros Siti Saroh (Koordinator KKG Ke. Tawang) Kota Tasikmalaya, menyampaikan bahwa, sangat menarik dan sangat inspiratif juga terutama tentang “cita-cita titik dua petani” (judul buku dari penulis Kanti W. Janis) saya pikir pada akhirnya nanti kita akan kembali ke masa lampau, ya ketika teknologi tidak lagi digunakan karena lambat laun krisis energi itu kan pasti akan terjadi. Ketika tidak ada lagi listrik, tidak ada lagi teknologi, kita mau tidak mau harus memberdayakan potensi alam kita, ya jadi seperti perkakas-perkakas kalau kata orang Sunda mah itu kita harus sudah tahu dan sudah harus mampu menggunakannya atau mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari.
Eneng berharap, sebagai pendidik tentunya supaya bisa memfasilitasi para peserta didiknya untuk mengembangkan atau membudayakan segala minat dan bakat, potensi yang dimilikinya melalui pembelajaran berdiferensiasi seperti tadi amanat dan pesan pada kurikulum Merdeka ini. Jadi kita di pembelajaran ini dibelajarkan, bagaimana cara membuat pembelajaran berdiferensiasi yang mengutamakan tentang diferensiasi atau perbedaan karakter diri, minat, bakat peserta didik.
Hal serupa disampaikan Desi Paramuditha, (Koordinator KKG Kec. Kawalu) menyampaikan “ilmu yang saya ambil mungkin sebagai pendidik dalam acara ini adalah lebih memaksimalkan lagi budaya literasi di sekolah, pernyataan selama ini konsep literasi ini cukup masih abu-abu, banyak menyamakan literasi itu dengan membaca padahal tadi literasi itu merupakan tindak lanjutnya. Jadi mungkin saya juga sebagai pendidik lebih paham dan mengerti serta mudah-mudahan nanti saya bisa memberikan sesuatu yang lebih lagi kepada peserta didik saya sehingga budaya literasi di sekolah akan semakin meningkat,” ungkapnya.
“Mudah-mudahan acara seperti ini bisa berlanjut ya pak ya, program-program seperti ini, sehingga bisa memajukan lagi pendidikan di kota Tasikmalaya” tutup Desi.
Tidak hanya dari kalangan guru saja, salah satu Pegiat Pendidikan Kota Tasikmalaya, Agus Yamato, menerangkan bahwa kegiatan ini yang saya harapkan, simbol-simbol literasi bukan hanya sekedar simbol tapi ada karya nyata yang diberikan oleh FKKG dan mudah-mudahan dengan adanya kegiatan ini tidak hanya hari ini saja, ke depan ada agenda-agenda berikutnya sebagai implementasi dari gerakan literasi di Kota Tasikmalaya.
Ditemui di tempat yang berbeda, Kabid PGTK Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, H. Cecep Susilawan, S.Pd., M.M., menyampaikan apresiasinya, bahwa Tokoh muda dan tokoh nasional Pak Wien Mudian hadir di Kota Tasikmalaya dan alhamdulillah tadi siang teman-teman di forum KKG kota Tasikmalaya sangat menginspirasi, beliau adalah tokoh literasi, beliau adalah tokoh perpustakaan, beliau berwawasan literasi yang sudah luar biasa, beliau pun juga lahir dari dari rahim Kemendikbud ristek mudah-mudahan saja Wien Muldian akan terus memberikan inspirasi kepada KKG di kota Tasikmalaya dan semangat-semangat yang beliau tularkan tadi siang bisa direspon dengan baik dan bisa ditindaklanjuti oleh temen-temen untuk menggairahkan gerakan literasi sekolah apalagi yang berhubungan dengan kurikulum merdeka bahwa literasi, numerasi adalah bagian penting yang harus kita kembangkan bersama-sama.
Cecep menambahkan, Komunitas belajar yang salah satunya adalah KKG, MGMP, FKKS, K3S dan komunitas-komunitas belajar lainnya, tugas dinas pendidikan harus memberikan motivasi, gairah baru dan peran serta, serta aksi nyata yang harus dihadirkan oleh teman-teman komunitas belajar dan insya Allah semua berjalan dengan ling sektornya masing-masing tetapi tetap mengerucut pada kepentingan bersama bahwa di depan mata kita ada kurikulum merdeka yang harus kita kembangkan dan kita laksanakan di tahun ini, tahun depan dan sampai ada pergantian lagi kurikulum yang akan datang.
Terkait anggaran pengembangan FKKG, Cecep mengungkapkan, Ada semangat yang luar biasa dibangun atas petunjuk ibu Kepala dinas pendidikan kota Tasikmalaya bahwa duduk bersama KKG, K3S, MGMP juga MKKS untuk berkolaborasi membangun dulu program bersama. Untuk mengusung kepentingan dinas pendidikan Tasikmalaya, menyemarakan berbagai macam komunitas belajar di kota Tasikmalaya nanti dimasukkan ke dalam program rencana kegiatan sekolah dan bersinambunglah apa yang menjadi program itu semua untuk saling mendukung, saling membesarkan dan saling memberikan inspirasi buat pengembangan pendidikan di kota Tasikmalaya.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada pemikiran terobosan yang sudah mencoba harus ditindaklanjuti oleh kami di bidang pgtk. (***)