Tasikmalaya – RA | Forum Kelompok Kerja Guru (FKKG) Kota Tasikmalaya mempersembahkan refleksi pendidikan akhir tahun 2022 yang bertajuk “Kata siapa guru libur, belajar?”, diselenggarakan di Cafe M27 Coffee Indihiang Kota Tasikmalaya, pada Senin, 26/12/2022.
Momen penting ini menjadi forum pertama kali diselenggarakan oleh FKKG Kota Tasikmalaya, pertemuan ini dihadiri oleh beberapa latar pendidik formal dan non formal, pendidikan popular dan komunitas yang bekerjasama dengan beberapa narasumber, diantaranya Penemu dan Pencetus Voice Of Baceprot (VOB) Abah Erza, Editor dan Penggerak Pendidikan Komunitas, Faiz Ahsoul, serta Pendiri Laboratorium Kreatif Mata Rumpaka, Vudu Abdul Rahman.
Turut Hadir juga Kasi GTK Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, Kendra Rodiyansyah, S.Pd, Ketua FKKG Kota Tasikmalaya, Dadad, S.Pd, Ketua KKG Santana Kota Tasikmalaya, Hidayatul Anwar, S.Pd, serta beberapa perwakilan guru wilayah Kota Tasikmalaya.
Pendiri Laboratorium Kreatif Mata Rumpaka, Vudu Abdul Rahman, menjelaskan bahwa tujuan pertemuan ini diharapkan memberi pencerahan kepada guru, tetapi ada tindakannya juga setelah berdiskusi dengan beberapa narasumber. Lalu arah hadap pendidikan untuk guru-guru perlu dikuatkan agar mereka percaya diri bahwa membela anak-anak itu adalah hakikat dari pendidikan. Kenapa, karena siapapun nanti menterinya, kurikulum kemudian berganti, itu hanya sebuah fase, tetapi yang akan melangsungkan pendidikan di lapangan itu adalah guru-guru kita yang harus dibela dan diberi ruang dan membiarkan mereka berekspresi bersama anak didiknya, ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Editor & Penggerak pendidikan komunitas, Faiz Ahsoul menyampaikan bahwa apapun itu bentuk forum atau ruang kolektif sebenarnya hanya sebatas nama, nah untuk konteks FKKG mumpung pemerintah sudah mewadahi sebaiknya dimaksimalkan. Tidak perlu terpatok dengan formalitasnya, lebih pada bagaimana FKKG bisa menjadi ruang kolektif untuk menggali ide, gagasan, dan mengkonstruksikannya menjadi semacam peta atau pegangan untuk langkah-langkah kerja guru kedepan.
“Dan satu lagi, formasi di FKKG yang relatif cukup beragam itu perlu dijaga, kerena kita gak bisa ada kalau tanpa ada yang berbeda, kita bisa ada ketika memang kita menjaga perbedaan dalam pendidikan,” ujar Faiz.
Tidak hanya Faiz, Penemu dan pencetus Voice Of Baceprot (VOB) Abah Erza, turut mengungkapkan bahwa kegiatan seperti ini sangat manusiawi, kita semua di kegiatan ini diperbolehkan untuk menjadi orang-orang berperibadi, seharusnya menjadi virus untuk berkegiatan-kegiatan lainnya.
“Forum-forum seperti ini kemudian melahirkan orang-orang yang mempunyai keinginan dan kepercayaan serta kebanggaan dirinya sendiri,” harap Erza.
Ketua KKG Santana, Hidayatul Anwar, S.Pd, sangat mengapresiasi sekali dalam pelaksanaan acara tersebut. Baginya merupakan modal awal untuk bergerak dan berkegiatan supaya ada sentuhan-sentuhan serta warna-warna baru dan juga tidak terlalu kaku setiap acara KKG. Ia berharap dari teman-teman komunitas untuk bisa terus bersinergi dengan FKKG khususnya di Kota Tasikmalaya.
Atas permenungan yang telah digodok dalam pertemuan tersebut maka hasil diskusinya berupa arah hadap pendidikan FKKG Kota Tasikmalaya. Kelak, pemetaan potensi tiap KKG akan menjadi warna-warni bentuk patron pendidikan yang terpancaindrai di lapangan.
Sementara ketua FKKG kota Tasikmalaya Dadad, S.Pd, mangaku bangga dan bersyukur dengan adanya pertemuan ini.
“Alhamdulillah banyak sekali ilmu yang di dapat dari para narasumber. Meski serius, namun diskusi ini terasa santai penuh keakraban,” ungkapnya.
Dadad juga mengucapkan terima kasih kepada para narasumber, Pengurus FKKG juga para KKG se-Kota Tasikmalaya yang telah menginisiasi diadakannya forum diskusi ini.
“Terima kasih kepada para narasumber, Pengurus FKKG, juga para KKG se-Kota Tasikmalaya yang telah mengapresiasi acara diskusi ini. Semoga ilmu yang didapat bisa di transfer ke teman-taman guru, peserta didik sehingga bisa bermanfaat,” harap Dadad. ***