Kab. Tasikmalaya – RA | Haflah Akhirussanah atau perayaan akhir tahun santri dan siswa Kober, RA, TKA, MDT dan SMP Pondok Pesantren Miftahul Hidayah Bojongsari, Desa Sukabakti, Kecamatan Sodonghilir, Kabupaten Tasikmalaya, berlangsung semarak dan meriah, Rabu 21/06/2023.
Selain penuh sukacita, khidmat dan penuh keakraban, kegiatan yang dipusatkan di Pondok Pesantren Miftahul Hidayah tersebut, diisi dengan berbagai macam kegiatan pentas seni oleh para santriwan santriwati.
Selain itu, dipuncak acara ditampilkan Neng Rida, Da’i Aksi Indosiar 2023 asal Tasikmalaya yang menambah kehangatan dan kemeriahan acara.
Turut hadir dalam acara tasyakuran tersebut, Camat Sodonghilir, Ketua MUI Desa Sukabakti, Kepala Desa Sukabakti, hadir juga sebagai tamu kehormatan para sesepuh tokoh masyarakat dan tokoh agama juga tokoh pemuda dari dua Desa yaitu Desa Parumanan dan Desa Sukabakti.
Dalam sambutannya Camat Kecamatan Sodonghilir, H. Uu Saeful Uyun, mengaku bangga dan bersyukur karena di Desa Sukabakti berdiri sarana pendidikan pesantren yang dikolaborasikan dengan pendidikan umum, ditunjang oleh para guru yang kompeten di bidangnya serta menjunjung tinggi loyalitas.
“Walau berada di kampung jauh dari perkotaan, tapi tidak kampungan,” ucapnya.
“Untuk itu, kami ucapkan terima kasih dan apresiasi kepada keluarga besar Pondok Pesantren Miftahul Hidayah Bojongsari, semoga lebih maju dan berkembang baik untuk mencetak para siswa yang pintar intelektual dan spiritual,” pungkas H. Uu Saeful Uyun.
Ditempat yang sama Ketua Yayasan Miftahul Hidayah Al Hafid, Asep Badru Zaman, S.Pd, dalam sambutannya menceritakan tentang perjuangannya mendirikan sarana pendidikan di Kampungnya.
Meski tidak mudah, karena berlatarbelakang orang sederhana, tidak mempunyai harta yang lebih, namun dia mengaku banyak sekali pertolongan dari Allah SWT yang dirasa tidak masuk akal.
Keyakinan akan kebesaran Allah dibarengi dengan niat yang tulus untuk kebermanfaatan masyarakat dilingkungannya, menjadikannya seorang yang kuat meski dihantam dengan berbagai cobaan dan rintangan.
Dia mengaku, setelah kepergian kedua orang tuanya mengahadap ilahi, dan belum sempat memberikan apa yang dimilikinya saat ini, merupakan pemicu untuk terus berjuang dalam berusaha selagi itu halal untuk dikerjakan.
“Alhamdulillah seiring berjalannya waktu, sedikit demi sedikit apa yang dicita-citakannya bisa tercapai. Sarana prasarana tempat para santri menimba ilmu mulai dibangun dan dilengkapi. Apa yang menjadi kebutuhannya insyaallah mulai terpenuhi. Mohon doa untuk keberlangsungan sarana pendidikan ini untuk tetap Istiqomah,” ungkap Asep, lirih, sambil menahan tangis.
Lebih lanjut Asep menjelaskan, pada momentum yang berbahagia ini, bahwa pelaksanaan wisuda ada 2 kategori yaitu wisuda Raudhatul Athfal (RA) sebanyak 15 siswa dan wisuda Tahfidzul Mutun sebanyak 12 siswa.
“Program ini, untuk membuktikan bahwa di SMP Terpadu Al Hafid ada kurikulum salafi yang digunakan adalah pengkajian kitab kuning,” ungkapnya.
Program tersebut, kata Asep, merupakan program unggulan karena kami menggabungkan 4 kurikulum sekaligus yaitu kurikulum nasional, kurikulum salafi, kitab kuning, dan kurikulum modern yaitu pembiasaan bahasa Inggris dan bahasa Arab dalam pembelajaran sehari-hari.
“Harapan kami ke depan, mudah mudahan secara kualitas dan kuantitas lebih meningkat. Utamanya kami adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, mendorong program pemerintah terutama pemerintah daerah yaitu Bapak Bupati Kabupaten Tasikmalaya, dimana untuk menjangkau aksesibilitas pendidikan, walaupun kami ada di bawah dan medannya sangat terjal jauh dari perkotaan, tapi kami insyaallah walaupun ada di kampung tapi tidak kampungan,” jelas Asep.
Selian itu, lanjutnya, kami juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua siswa yang telah mempercayakan anaknya untuk disekolahkan disini.
“Untuk ajaran baru memang kami progres dengan yayasan itu tidak begitu menggebu- gebu untuk mendapatkan banyak siswa, kami ditarget 60 orang saja sudah cukup untuk 2 ruang kelas tahun ini, karena kami juga melihat situasi dan kondisi, tapi alhamdulillah untuk kesempatan ini karena baru gelombang pertama melakukan daftar ulang dan untuk gelombang pertama sudah 52 orang. Yang mendaftar ulang dan terus berangsur angsur insya allah, karena yang kami jual bukan hanya sekolahnya saja yang kami jual adalah pesantrennya juga. Maka ini adalah untuk menjawab tantangan zaman yang semakin hari semakin buruk.
“Alhamdulillah animo masyarakat baik dari luar maupun dari lingkungan, cukup tinggi, tidak hanya dari daerah tapi ada yang dari luar Kabupaten Tasikmalaya yaitu dari garut ada juga dari Kota Bekasi, untuk mencari suasana yang sangat luar biasa di sini,” pungkas Asep. (Deden/Pakesit)***