Pola Asuh Membimbing Anak Melukis, Sampai Menjadi Juara 1 Tingkat Jawa Barat

Kota Tasimalaya – RA | Siswa Sekolah Dasar (SD) Laboratorium UPI Tasikmalaya, Raisya Jihan Afeeza sukses meraih juara 1 melukis. Karyanya berhasil memukau para juri yang menilainya dalam gelar Catur Lomba XXII dan Tahfizh Qur’an Tingkat Jawa Barat tahun 2022, yang dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya, pada Sabtu (26/11/22).

Raisya merupakan siswa kelas 5 SD yang senang menggambar dan melukis. Ia selalu giat berlatih di rumahnya, tentu murni atas bimbingan orang tuanya sendiri. Di hari-hari senggangnya ia relakan untuk berlatih, ia pun selalu menunjukan keseriusan dalam menciptakan karya-karya gambar dan lukisannya. Meskipun banyak sekali tugas-tugas sekolah yang harus ia kerjakan, semangat juangnya sangat menggebu untuk mempersiapkan dirinya ketika akan mengikuti perlombaan. Begitulah yang diceritakan Tita Mayasari selaku orang tuanya.

“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur atas keputusan juri. Semua itu hasil jerih payah anak saya yang selalu giat berlatih setiap harinya menjelang lomba dimulai. Tidak hanya kali ini, anak saya cukup sering mengikuti lomba-lomba menggambar dan melukis dari sejak duduk di bangku Taman Kanak-kanak (TK) sampai saat ini kelas 5 SD. Saya meyakini, rencana Alloh pasti bakal indah pada waktunya. Tentunya, untuk meraih predikat terbaik itu memang tidak mudah, karena semuanya butuh proses yang harus di tempuh meski banyak sekali rintangannya,” ucap Tita.

“saya ingin anak saya menguasai teknik dalam menggambar dan pola-pola mewarnai, kelak dewasa bisa berguna juga untuk masa depannya”, harap Tita.

Ada banyak hal yang diutarakan Tita, terutama pola mendidik anak dalam melukis. Pada intinya, setiap manusia memiliki potensi di bidangnya masing-masing. Tanpa berlatih, kita tidak akan bisa mencapai sesuatu hal yang kita inginkan. Bagi orang tua yang ingin mengembangkan anak-anaknya harap jangan putus asa, tetap jaga hubungan harmonis terhadap anak supaya anak tidak merasa tertekan atau terpaksa dengan apa yang akan anak lakukan, sebisa mungkin anak harus merasa bahagia dan menyenangkan. Karena hal itulah, anak sangat membutuhkan peran orang tua yang selalu ingin mendengarkannya baik senang maupun keluh kesah pribadinya. (Red***)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *