Atikel – RA | Pembelajaran bahasa Indonesia adalah suatu proses yang mengajarkan dan memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman tentang bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia meliputi pemahaman tentang aturan tata bahasa, pengucapan kata-kata, kosa kata, dan penggunaan bahasa dalam berbagai situasi komunikasi. Secara garis besarnya, tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah untuk memungkinkan siswa terampil dalam berkomunikasi secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan, menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi yang tepat dan memadai. Pembelajaran bahasa Indonesia juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan apresiasi siswa terhadap budaya Indonesia yang terkandung dalam bahasa.
Selain itu, pembelajaran bahasa Indonesia juga dapat ditingkatkan melalui praktik penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, seperti membaca buku dan artikel dalam bahasa Indonesia, menonton film atau acara televisi berbahasa Indonesia, dan berinteraksi dengan penutur asli bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia juga dapat membantu siswa memahami dan mengapresiasi keanekaragaman budaya Indonesia yang tercermin dalam bahasa. Melalui pembelajaran bahasa Indonesia, siswa dapat mempelajari tentang tradisi, nilai-nilai, adat istiadat, dan cerita rakyat Indonesia yang menjadi bagian penting dari identitas dan warisan budaya bangsa.
Secara keseluruhan, pembelajaran bahasa Indonesia adalah proses penting dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan bahasa Indonesia, serta memahami dan mengapresiasi budaya Indonesia. Dengan pemahaman yang baik tentang bahasa dan budaya Indonesia, siswa dapat berkomunikasi secara efektif dan membangun hubungan yang lebih baik dengan penutur bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia juga merupakan penunjang keberhasilan semua mata pelajaran. Jika siswa memahami dalam berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, maka Ia dapat menuangkan segala ide, pokok pikiran, serta dapat mengungkapkan bahasa secara lisan maupun tulisan dengan baik.
Ada empat keterampilan berbahasa menurut Tarigan, H.G. (2008), bahwa keterampilan berbahasa terdapat di dalam kurikulum mencakup empat keterampilan, yaitu: keterampilan menyimak/mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut merupakan satu kesatuan utuh dan dinamakan caturtunggal.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia dapat dilakukan melalui berbagai metode-metode serta strategi yang dapat digunakan, termasuk kegiatan komunikatif, latihan pemahaman, menyimak/mendengarkan, membaca, menulis, dan berbicara. Guru juga dapat menggunakan berbagai sumber belajar seperti buku, bahan ajar khusus yang berbasis digital, dan lain-lain, supaya pembelajaran lebih menarik dan kontekstual. Namun, menurut Sanjaya (2009), menyatakan bahwa mengajar tidak hanya ditentukan oleh selera gurunya saja, akan tetapi ditentukan juga oleh siswa itu sendiri. Peran guru bukan sebagai sumber belajar melainkan sebagai fasilitator, artinya guru berperan sebagai orang yang mengarahkan dan membimbing siswa untuk belajar. Sehingga, siswa mendapat kesempatan untuk memilih gayanya sendiri dalam proses belajarnya.
Pada tahap komunikasi, pembelajaran yang berpusat pada siswa itu mustahil akan berhasil jika siswa tidak terampil dalam menyimak. Penjelasan dan arahan guru tentunya harus disimak dengan baik oleh siswanya. Oleh karena itu, siswa dituntut untuk terampil dalam menyimak. Bisa dikatakan, menyimak adalah hal dasar yang sangat penting untuk dikuasai oleh siswa dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Dari empat keterampilan berbahasa maka pembahasan tulisan ini berfokus pada keterampilan menyimak/mendengarkan. Berdasarkan analisis lapangan, bahwa kelas 5 di SDN Saluyu Tanjungsiang kemampuan menyimak siswa sangatlah rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: 1) Metode yang digunakan oleh guru kurang mampu membangkitkan motivasi dan semangat siswa untuk mengikuti pembelajaran, 2) Siswa tidak dapat berkonsetrasi saat menyimak, 3) Daya ingat siswa terhadap informasi yang disimak kurang, 4) KBM masih didominasi oleh guru, dan 5) Siswa cenderung pasif saat proses pembelajaran. Beberapa hal tersebut mengakibatkan siswa belum mampu mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan. Maka dari itu, sebagai guru kelas mencoba untuk melakukan metode dasar untuk meningkatkan keterampilan menyimak/mendengarkan pada materi menganalisis informasi yang disampaikan paparan iklan dan media cetak atau elektronik dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Salah satu metode dasar untuk meningkatkan keterampilan menyimak adalah dengan melakukan berbagai latihan praktik menyimak. Ini bisa dilakukan dengan mendengarkan bahan audio seperti rekaman pidato, wawancara, presentasi, atau mendengarkan podcast dan radio. Dengan terus berlatih, kemampuan menyimak siswa akan semakin terasah.
Ada beberapa saran yang pernah dilakukan khususnya di kelas 5 SDN Saluyu Tanjungsiang, bahkan hasilnya lebih efektif dan meningkat secara signifikan, yakni :
1. Gunakan Materi Beragam
Untuk melatih kemampuan menyimak yang beragam, penting untuk mengakses berbagai jenis materi. Cobalah untuk mendengarkan berita, podcast, lagu, atau acara televisi dan film dalam bahasa yang ingin dikuasai. Hal ini akan membantu meningkatkan pemahaman siswa terhadap berbagai gaya berbicara, topik, dan konteks yang berbeda.
2. Gunakan Sumber Audio dengan Transkrip
Menggunakan sumber audio yang dilengkapi dengan transkrip atau teks tulisan juga bisa menjadi metode yang efektif. Dengan adanya transkrip, siswa bisa mendengarkan dan membaca teks bersamaan, sehingga dapat memperkuat hubungan antara kata-kata yang didengar dengan makna yang tertulis.
3. Fokus dan Konsentrasi
Untuk meningkatkan kemampuan menyimak, penting untuk menjaga konsentrasi saat mendengarkan. Hindari gangguan dan temukan lingkungan yang tenang, serta hilangkan distraksi yang tidak perlu. Latih kebiasaan siswa untuk fokus penuh pada pembicaraan yang sedang didengarkan.
4. Diskusi antar Siswa
Diskusi antar siswa juga bisa menjadi metode efektif untuk meningkatkan kemampuan menyimak. Bekerja sama dengan teman atau bahkan bergabung dalam kelompok belajar yang memiliki minat yang sama dapat membantu dalam berlatih dan saling memberikan umpan balik (saling menuangkan pendapat).
5. Perlu adanya Motivasi
Penting untuk tetap termotivasi dalam meningkatkan kemampuan menyimak. Beri motivasi siswa, jangan sampai menyerah saat menghadapi kesulitan dan rasa frustasi. Tetap tekun dalam latihan dan memiliki tujuan yang jelas akan membantu untuk terus meningkatkan kemampuan menyimak.
Berdasrkan hasil refleksi maka dapat disimpukan bahwa dengan beberapa tahapan untuk melatih siswa dalam pembelajaran menyimak iklan media cetak dapat meningkatkan mutu pembelajaran bahasa Indonesia di SDN Saluyu Tanjungsiang. hal ini dapat terperoleh dari hasil pembelajaran dan beberapa indikator keberhasilan dalam pembelajaran. Adapun penjabarannya sebagai berikut. (1) Dengan berbagai macam metode, guru mampu meningkat minat belajar siswa; (2) Minat siswa dalam mengikuti pelajaran terutama yang berkaitan dengan materi iklan lebih meningkat; (3) Kemampuan hasil mendemonstrasikan iklan di depan kelas memeroleh nilai yang baik dan terus meningkat; (4) Guru mampu mengelola kelas.
Daftar Pustaka:
– Tarigan, H.G. (2008). Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
– Sanjaya, Wina. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana.