Bandung – Ruangatas.com | Viralnya kebijakan jalan kaki yang diterapkan di SMPN 1 Panawangan menarik perhatian publik hingga akhirnya Kang Dedi Mulyadi (KDM) turun tangan. Senin (28/4/2025), KDM mengundang langsung para siswa beserta guru ke Gedung Pakuan-Bandung untuk berdialog dan memberikan motivasi.
Dalam pertemuan tersebut, KDM menyoroti nilai penting dari kebersamaan yang muncul lewat kebijakan jalan kaki.
“Kamu sekarang mau jalan kaki terus nggak? Karena jalan kaki bareng-bareng itu melahirkan semangat kebersamaan. Saling bercanda di jalan, saling menggoda, itu yang sekarang sudah jarang didapatkan anak-anak SMP,” ujar KDM.
Menurutnya, kebiasaan naik motor sendiri ke sekolah membuat anak-anak menjadi lebih individualis.
“Datang sendiri, pulang sendiri, sampai rumah pegang HP. Di sekolah pegang HP lagi. Tidak ada lagi kebersamaan. Padahal, dari kebersamaan itu, kalian bisa belajar membangun hubungan sosial yang kuat. Kalau tidak, nanti susah mendapatkan pasangan yang setia,” canda KDM disambut gelak tawa para siswa.
KDM juga berbagi kisah masa kecilnya, di mana ia harus berangkat sekolah dengan bersepeda sejauh 15 kilometer.
“Dulu berat, tapi ada unsur bahagia. Sampai sekarang, di usia 54 tahun, saya masih kuat jalan kaki dua setengah jam,” katanya.
Ia pun mengingatkan bahwa minimnya aktivitas fisik di kalangan anak muda kini menyebabkan maraknya penyakit degeneratif, seperti diabetes dan gagal ginjal.
“Ancaman terbesar bangsa Indonesia hari ini adalah penyakit gula. Anak muda sekarang jarang bergerak, konsumsi minuman kemasan berlebihan. Ini harus kita ubah,” jelasnya.
Sebagai bentuk solusi, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengeluarkan imbauan resmi agar para siswa berjalan kaki menuju sekolah apabila jarak tempuh masih memungkinkan.
“Anak-anak nanti jalan kaki ke sekolah, berangkat sebelum matahari terbit. Udara masih segar, lebih sehat. Kalau jaraknya terlalu jauh, boleh diantar motor, tapi turun di jarak tertentu lalu lanjutkan jalan kaki,” ujarnya.
Lebih lanjut, KDM menegaskan bahwa jalan kaki merupakan olahraga sederhana yang sangat penting untuk kesehatan.
“Bayi saja, waktu belum bisa jalan, orang tua gelisah. Tapi setelah besar, malah ke warung pun naik motor. Kalau dibiarkan, generasi kita kalah dengan Vietnam, Jepang, bahkan Korea Selatan dalam soal kebugaran,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Kang Dedi juga mengkritisi budaya outing class dan study tour berbiaya mahal yang sering membebani orang tua.
“Pendidikan itu mengajarkan anak-anak mengerti keadaan orang tua. Bukan malah membuat orang tua harus ngutang hanya untuk kegiatan sekolah,” katanya.
Sebagai penutup, KDM mengusulkan agar SMPN 1 Panawangan menjadi sekolah percontohan, di mana siswa membawa bekal sendiri dan makan bersama saat jam istirahat.
“Anak-anak akan lebih sehat, lebih mandiri, saling berbagi dan membangun kebersamaan yang kuat,” tutup KDM. ***