Analisis Taksonomi Kesalahan Berbahasa yang Disampaikan Guru dalam Pembelajaran

Oleh: Siti Khoerunisa, S.Pd (Kepala SDN 2 Sukamenak Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya)

I. Peran Guru Dalam Pembelajaran Berbahasa

Bacaan Lainnya

Peserta Didik di sekolah adalah pribadi yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang memerlukan bimbingan guru di sekolah. Naturalisme berpendapat bahwa perkembangan manusia ditentukan oleh potensi sejak lahir dan lingkungan tak dapat merubahnya. Sedangkan aliran Empirisme menjelaskan bahwa manusia sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh lingkungan alam sekitarnya. Aliran Konvergensi berpendapat bahwa pembawaan dan lingkungan kedua-duanya sangat menentukan perkembangan manusia. Guru berkewajiban secara moral atas perkembangan pribadi anak-anak mereka, generasi penerus mereka, bertanggung jawab formal untuk melaksanakan misi pendidikan sesuai dengan tujuan khususnya dalam berbahasa.

Bahasa memiliki peran yang penting dalam kehidupan sehari hari terutama di sekolah bagi guru dan peserta didik, yakni sebagai sarana komunikasi baik lisan maupun tulisan. Sebagai alat komunikasi, tentunya setiap individu memiliki cara tersendiri dalam menyampaikan gagasan maupun perasaannya ketika berbahasa. Hal tersebut karena perbendaharaan kata yang dimiliki oleh setiap penutur bahasa tidaklah sama. Meskipun demikian, seseorang perlu menggunakan bahasa yang berkualitas dalam berkomunikasi, terlepas dari bagaimana cara seseorang tersebut menyampaikan tuturannya, termasuk ketika berbahasa Indonesia. Bahasa Indonesia bermutu adalah bahasa Indonesia yang sebisa mungkin menghindari kesalahan, berupa kesalahan kaidah, logika, dan budaya. Identifikasi kualitas bahasa seseorang dapat dilakukan dengan menganalisis kesalahan berbahasa. Kesalahan berbahasa dipandang sebagai bagian dari proses belajar bahasa. Hal ini berarti bahwa kesalahan berbahasa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pemerolehan dan pengajaran bahasa (Alfin, 2018).

Kesalahan berbahasa terjadi karena kurangnya kompetensi pembelajar bahasa akan bahasa target yang digunakan, sebagaimana pendapat Norrish yang menyatakan bahwa kesalahan merupakan sebuah penyimpangan sistematik dari kaidah yang berlaku ketika pemelajar belum menguasai sesuatu sehingga secara konsisten menggunakannya dengan salah (Norrish dalam Saadah, 2016). Berdasarkan definisi kesalahan tersebut, maka kesalahan (error) berbeda maknanya dengan kekeliruan (mistake). Kekeliruan disebabkan oleh faktor performansi, yakni terjadi karena adanya keterbatasan dalam mengingat sesuatu, misalnya dalam melafalkan bunyi, bahasa, urutan kata, ataupun tekanan kata (Murdana, 2019).

Analisis kesalahan berbahasa dapat dilakukan pada bahasa tulis maupun bahasa lisan. Seorang guru atau tenaga pendidik harus benar- benar memberi contoh yang baik pada peserta didik nya untuk berbahasa yang benar sesuai dengan kaidah baku suatu bahasa khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Diharapkan semua guru atau tenaga pendidik memahami Taksonomi kesalahan dalam berbahasa.

II. Taksonomi Kesalahan

A. Taksonomi Linguistik 

1). Fonologi

Asal kata fonologi, secara harfiah sederhana, terdiri dari gabungan kata fon (yang berarti bunyi) dan logi (yang berarti ilmu). Dalam khazanah bahasa Indonesia, istilah fonologi merupakan turunan kata dari bahasa Belanda, yaitu fonologi

Fonologi terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu Fonetik dan Fonemik. Fonologi berbeda dengan fonetik. Fonetik mempelajari bagaimana bunyi-bunyi fonem sebuah bahasa direalisasikan atau dilafalkan. Fonetik juga mempelajari cara kerja organ tubuh manusia, terutama yang berhubungan dengan penggunaan dan pengucapan bahasa. Dengan kata lain, fonetik adalah bagian fonologi yang mempelajari cara menghasilkan bunyi bahasa atau bagaimana suatu bunyi bahasa diproduksi oleh alat ucap manusia. Sementara itu, Fonemik adalah bagian fonologi yang mempelajari bunyi ujaran menurut fungsinya sebagai pembeda arti.

Contoh : Fana diucapkan pana, Firasat pirasat

2). Morfologi

Analisis kesalahan berbahasa (AKB) adalah suatu prosedur yang digunakan oleh para peneliti dan para guru, yang mencakup pengumpulan sampel bahasa pelajar, pengenalan kesalahan- Saat berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan, setiap orang pasti pernah mengalami kesalahan. Kesalahan tersebut dapat terjadi secara tidak sengaja (khilaf), keliru, maupun memang tidak sesuai dengan tata bahasa yang bersangkutan. Dampak yang dihasilkan dari kesalahan ini juga tentunya memiliki spektrum tertentu, dari kecil hingga cukup besar sehingga mengaburkan proses komunikasi.Sementara itu, menurut Tarigan (2021, hlm. 123) Analisis kesalahan berbahasa (AKB) adalah suatu prosedur yang digunakan oleh para peneliti dan para guru, yang mencakup pengumpulan sampel bahasa pelajar, pengenalan kesalahan-

3). Sintaksis

Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran sintaksis, antara lain adalah sebagai berikut:

  • Penggunaan kata perangkai, dari, pada, daripada, kepada, dan untuk.
  • Pembentukan kalimat tidak baku, antara lain:
  • Kalimat tidak efektif, Kalimat tidak normative, Kalimat tidak logis,
  • Kalimat rancu, Kalimat ambigu, Kalimat pengaruh struktur bahasa asing. Kesalahan Berbahasa Tataran Leksikon (Semantik)

4). Leksikal

Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran semantik, antara lain: Akibat gejala hiperkorek,akibat gejala pleonasme,akibat bentukan ambiguitas. akibat diksi (pemilihan kata).

B. Taksonomi Sifat Permukaan

Taksonomi siasat permukaan ( atau surface strategy taxonomy) menyoroti bagaimana cara-caranya stuktur-struktur permukaan berubah. Para pelajar mungkin saja:

  • Menghindarkan / menghilangkan butir-butir penting
  • Menambah sesuatu yang tidak perlu
  • Salah memformasikan butir-butir
  • Salah menyusun butir-butir tersebut.

Kesalahan-kesalahan dari perfektif siasat permukaan memang memberi banyak

  1. Penghilangan
  2. Penambahan
  3. Salah formansi
  4. Salah susun.

Contoh kalimat:

Para mahasiswa-mahasiswa, seharusnya Para Mahasiswa atau Mahasiswa-mahasiswa. Banyak rumah-rumah, Seharusnya banyak rumah atau rumah-rumah

C. Taksonomi Komparasi

Berdasarkan perbandingan tersebut maka dalam taksonomi komparatif dapat dibedakan:

  1. Kesalahan perkembangan
  2. Kesalahan antar bahasa
  3. Kesalahan taksa

Contoh: Dia datang Bandung dari.

Contoh di atas adalah ucapan dari seorang anak Karo yang belajar bahasa Indonesia untuk mencerminkan susunan atau urutan kata frasa proposisi dalam bahasa Karo (Bandung dari berarti dari Bandung).

Kesalahan taksa (atau ambiguous errors) adalah kesalahan yang dapat diklasifikasikan sebagi kesalahan perkembangan ataupun kesalahan antarbahasa.

Contoh: Konstruksi yang mencerminkan bahasa asli sang pelajar (misalnya Medan) yang belajar bahasa Indonesia.

Menulis saya (Saya menulis). Tidur dia (Dia tidur).

D. Taksonomi Efek Komunikasi 

Taksonomi efek komunikatif memandang serta menghadpi kesalahan-kesalahan dari perspektif efeknya terhadap penyimak atau pembaca.

Berdasarkan terganggu atau tidaknya komunikasi karena kesalahan-kesalahan yang ada, maka dapatlah dibedakan dua jenis kesalahan, yaitu :

  1. Kesalahan Global atau Global Errors
  2. Kesalahan Lokal atau Local Errors

Taksonomi efek komunikatif memandang serta menghadapi kesalahan-kesalahan dari perspektif efeknya terhadap penyimak atau pembaca (Tarigan, 1988:164).

Berdasarkan terganggu atau tidaknya komunikasi karena kesalahan-kesalahan yang ada, maka dapatlah dibedakan dua jenis kesalahan, yaitu:

Kesalahan global adalah kesalahan yang memengaruhi kesalahan organisasi kalimat sehingga benar-banar mengganggu komunikasi. Menurt Burt dan Kiparsky, kesalahan gobal mencakup:

  • Salah menyusun unsur pokok. Misalnya: Bahasa Indonesia banyak orang disenangi seharusnya Bahasa Indonesia disenangi banyak orang.
  • Salah menempatkan atau tidak memakai kata sambung. Misalnya: Tidak beli beras tadi, apa makan kita sekarang seharusnya.

Tidak beli beras tadi, apa makan kita sekarang seharusnya kalau kita tidak membeli beras tadi, makan apa kita sekarang.***

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *