Kota Tasikmalaya – RA | Kelompok Kerja Guru (KKG) Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya melaksanakan kegiatan Workshop Perancangan Perangkat Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Merdeka, Rabu, 14/06/2023 di City Hotel Tasikmalaya.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya H. Nanang Suhara, S.Pd., M.M diikuti oleh 141 orang Guru terdiri dari 5 gugus yang ada di Kecamatan Cipedes, diantaranya gugus K. H. Ma’mun Sodik, Utuy Sobandi, Mayor Elang Subandar, Moh. Hatta dan R. E. Martadinata.
“Dalam pelaksanaan workshop ini, diisi oleh narasumber dari Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, Pengawas Pembina, Kepala Sekolah dan dari Dosen UPI Tasikmalaya,” ungkap Ketua Pelaksana Kegiatan Noer Aisyah Mardiani, S.Pd.SD.
Dia menjelaskan, melalui kegiatan yang berlangsung selama empat hari, 14 s.d. 17 Juni 2023, dimana 2 hari secara tatap muka langsung dan 2 hari penugasan beberapa perangkat pembelajaran yang sudah disampaikan, kemudian akan dibuat oleh para peserta yang nantinya akan dikirimkan ke panitia kegiatan.
“Dengan adanya kegiatan ini diharapkan nantinya, para guru sudah siap saat melaksanakan kurikulum yang baru, karena sekarang untuk kurikulum merdeka ini dari pusat tidak ada yang baku, jadi para guru harus belajar sendiri dan mencari sendiri bahan pembelajarannya, maka di fasilitasi dengan kegiatan ini agar sadikitnya ada pencerahan sehingga nantinya tidak terlalu bingung dan ngeblank,” jelas Noer Aisyah.
Sementara itu, Kendra Rodiyansah, S.Pd Kepala Seksi Pembina GTK PAUD dan SD Disdik Kota Tasikmalaya yang juga Pemateri dalam kegiatan workshop kali ini, mengaku bangga dan bersyukur dengan terlaksananya kegiatan yang diselenggarakan oleh Forum Kelompok Kerja Guru (FKKG) Kecamatan Cipedes.
Menurutnya, hal ini merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa. Karena baru FKKG Cipedes yang mampu menyelenggarakan kegiatan dengan fasilitas yang serasa fasilitas kementerian dengan di laksanakan di dalam sebuah hotel.
“Terus terang saya sendiri malu juga karena keterbatasan kami ya belum bisa memfasilitasi teman-teman Guru untuk peningkatan kompetensi secara maksimal. Namun alhamdulillah KKG ini sebagai komunitas belajarnya para guru, mereka berinisiatif membuat kegiatan menggunakan dana swadaya secara mandiri.” ungkap Kendra kepada ruangatas, ditemui usai acara.
Dia berharap, dengan diadakannya kegiatan dengan fasilitas yang lebih baik diharapkan maksud dan tujuan serta isi materi dari kegiatan ini bisa tercapai dan bisa diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran di masing masing satuan pendidikannya.
Adapun materi yang disampaikan dalam kegiatan tersebut adalah tentang KOSP atau Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan karena pada dasarnya Dinas Pendidikan mengharapkan guru-guru dapat bersinergi dengan kepala sekolah dan unsur unsur lainnya, baik itu Dinas Pendidikan, Komite Sekolah, Kepala Sekolah, Guru, Orang tua siswa dan siswanya itu sendiri.
“Hal ini dikarenakan pendidikan merupakan tanggung jawab bersama yang tentunya harus diselesaikan bersama secara kolaborasi. Maka dengan adanya KOSP ini para pemangku kepentingan bisa bersama-sama menyusun kurikulum dengan betul-betul hasil dari diskusi dan kebutuhan semua unsur yang ada di sekolah dengan tetap mengedepankan orientasi pada kepentingan atau kenyamanan peserta didik,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Kendra, pentingnya kolaborasi ini juga untuk menyamakan visi misi dari setiap unsur yang terlibat untuk kemudian di rumuskan sehingga bisa di lakukan analisa berbasis data untuk menentukan kurikulum yang sesuai dengan karakteristik masing masing sekolah.
“Oleh karenanya KOSP antara sekolah itu pastinya akan berbeda-beda karena visi misi serta potensinya pun masing-masing berbeda,” ujarnya.
Kemudian, dengan kurikulum lokal dan para pengajar orang lokal, maka para Guru atau pengajar diberi kebebasan lebih dalam mengaktualisasikan proses pembelajaran yang tepat, efektif dan efisien sehingga tercapai penciptaan profil pelajar yang berlandaskan pancasila.
“Semoga dengan adanya workshop ini, guru dapat meningkat pemahamannya terhadap Kurikulum Merdeka sehingga semakin profesional dan kompeten dalam menyiapkan perangkat pembelajaran Kurikulum Merdeka Belajar,” pungkas Kendra. (Pakesit/Deden)***