Kominda dan TNI Ajak Ormas Islam Perkuat Sinergi Tangkal Radikalisme di Kota Tasikmalaya

Tasikmalaya – Ruangatas.com | Dalam upaya menjaga stabilitas pertahanan dan keamanan di Kota Tasikmalaya, Komite Intelijen Daerah (Kominda) bekerja sama dengan Kodim 0612 Tasikmalaya dan Pemerintah Kota Tasikmalaya menggelar Forum Group Discussion (FGD) bertajuk “Menegakkan Persatuan Bangsa: Sinergi Pemerintah dan Masyarakat dalam Menjaga Stabilitas Keamanan dan Pertahanan Daerah”.

Acara yang digelar pada Kamis, 3 Juli 2025, ini melibatkan sejumlah organisasi masyarakat Islam dari berbagai wilayah di Tasikmalaya. Kegiatan ini menjadi wadah strategis untuk memperkuat sinergi lintas elemen masyarakat, terutama dalam menghadapi tantangan ideologi radikalisme yang masih menjadi ancaman terselubung.

Hadir sebagai narasumber utama, Pasi Intel Kodim 0612 Kapten Inf. H. Herlan Ramdhani, yang akrab disapa Mang Haji Ule, menegaskan bahwa keamanan bukan hanya tanggung jawab aparat, tapi juga seluruh elemen masyarakat.

“Pertahanan dan keamanan adalah urusan bersama. Tidak bisa hanya dibebankan kepada TNI, Polri, atau Kominda saja. Karena itu, kami mendukung penuh setiap upaya pemerintah daerah dalam menciptakan kondisi yang aman dan damai,” tegas Kapten Herlan.

Dalam pemaparannya, Herlan juga membagikan pengalaman pribadinya saat bertugas di daerah konflik seperti Papua, Maluku, dan khususnya Ambon. Ia mengisahkan bagaimana konflik sosial bernuansa agama di Ambon pada 2001 membawa dampak besar pada kehancuran sosial dan keretakan antarwarga.

“Kehidupan masyarakat luluh lantah. Tempat ibadah dibakar, kendaraan dirusak, hingga banyak korban jiwa berjatuhan. Itu semua terjadi karena tidak ada pemahaman toleransi dan munculnya paham menyimpang yang tidak dikendalikan,” ujarnya.

Melalui forum ini, Herlan berharap silaturahmi antara TNI, pemerintah, dan ormas Islam dapat menjadi langkah konkret membangun benteng sosial terhadap ideologi yang menyimpang.

Ia juga mengingatkan pentingnya mencegah paham radikal sejak dini, yang kerap menyusup melalui media sosial, ajakan ekonomi, hingga pendekatan ideologis ke komunitas-komunitas yang rentan.

“Radikalisme tumbuh dari banyak faktor—politik, sosial, pendidikan, hingga ekonomi. Terutama di lingkungan masyarakat ekonomi lemah yang rentan dimanipulasi karena dianggap mudah menerima solusi instan,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Kesatuan Bangsa (Kesbangpol) Kota Tasikmalaya, Ajat Sudrajat, menekankan bahwa kolaborasi strategis dengan TNI dan Kominda telah lama terbina dan terus diperkuat, terutama dalam mendukung agenda-agenda nasional yang kini menjadi prioritas Presiden.

“Kami ingin menjaga ritme kerja sama ini tetap solid. Apalagi banyak program nasional seperti makan bergizi gratis, cek kesehatan gratis, hingga swasembada pangan, memerlukan dukungan dari TNI dan unsur pengamanan daerah,” jelas Ajat.

Ajat juga menambahkan bahwa keberhasilan pembangunan tidak akan tercapai tanpa kondisi yang aman dan kondusif. Untuk itu, pihaknya berharap kolaborasi antara pemerintah, TNI, Kominda, dan ormas Islam dapat terus diperluas dan diperkuat.

“Dengan sinergi ini, segala tantangan sosial dan ideologis bisa kita hadapi bersama, demi kemajuan Kota Tasikmalaya dan kesejahteraan masyarakatnya,” pungkasnya. ***

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *