Bogor – RA | Mendadak menjadi perbincangan hangat di media sosial. Mahasiswa berinisial FK (22) dengan foto- fotonya yang menunjukkan kemewahan memiliki iPhone 14 dan MacBook, memicu berbagai kecaman dari warganet.
Sebagai mahasiswa penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK) di IPB, banyak orang mempertanyakan bagaimana seorang mahasiswa yang berasal dari keluarga kurang mampu bisa memiliki barang-barang mewah tersebut.
FK bergantung hidupnya pada beasiswa KIPK untuk melanjutkan pendidikannya. Kondisi keluarganya cukup sulit, ibunya yang tidak berpenghasilan masih harus menanggung dua adiknya yang masih kecil.
Ayah dan ibunya telah lama bercerai, dan sejak itu, tidak ada nafkah yang diberikan oleh sang ayah. Beban ekonomi keluarga terutama ditopang oleh kakak perempuan FK, yang berusaha sebisa mungkin untuk membantu pendidikan adiknya.
FK menjelaskan, “Sejak kelas 2 SD ibu dan ayah bercerai, Ibu ada di rumah tidak kerja apa-apa, selama ini seluruh beban ekonomi keluarga dan saya kuliah itu sama teteh,” ucapnya kepada ruangatas.com. Selasa, (12/8/2024).
FK tinggal di sebuah kos sederhana dekat kampus dan seringkali harus berjalan kaki atau menumpang teman untuk pergi ke kampus. Bahkan, dia mengaku masih memiliki tunggakan pembayaran kost dan asrama mahasiswa. Dia juga tidak memiliki pekerjaan sampingan atau penghasilan tambahan di luar beasiswa KIPK yang diterimanya.
“Saya tidak punya pekerjaan sampingan, saya juga masih punya tunggakan kost dan asrama mahasiswa. Sebelum viral, yaa saya pernah mendapatkan endorsement tapi itu tidak berbentuk uang melainkan barang-barang yang saya dapatkan,” tuturnya.
Banyak tuduhan kepada FK menggunakan dana beasiswa untuk membeli barang-barang tersebut. FK dengan tegas membantah tuduhan itu. Ia menjelaskan bahwa iPhone 14 dan MacBook yang ada dalam fotonya merupakan pemberian dari pacarnya, bukan hasil dari uang beasiswa atau bantuan keluarganya.
“Yaa jelas-jelas ini fitnah,”tegas FK. “Iphone dan Macbook ini saya dapatkan atas pemberian pacar saya, bukan dari pemberian kakak atau dari keluarga saya, tapi sekarang kita sudah lama putus dan mantan saya ini sudah lama meninggal dunia,” jelasnya.
FK tidak pernah mengungkapkan klarifikasinya, ia sadar bahwa apa yang akan ia utarakan, orang lain akan meragukan ceritanya tersebut.
“Setelah viral, Ibu tidak banyak bicara, meskipun banyak DM masuk dan pesan WA, terutama temanteman saya juga banyak yang dukung. Kalo saya klarifikasi juga percuma gak akan percaya saya mendapatkan semua itu dari mana,” terangnya.
Di baik sorotan media sosial dan opini publik yang terus menghantamnya itu, FK merasakan tekanan yang berat. Dalam pengakuannya, FK merasa setiap kali ia melangkah di kampus, merasakan tatapan-tatapan penuh curiga dari rekan-rekannya. Sempat juga ia menemui Ustad untuk sekedar meredam kasus viralnya ini.
FK tetap berusaha tegar, ia tahu bahwa hidupnya tidak mudah, dan ia berjuang untuk menyelesaikan kuliahnya agar bisa membawa keluarganya keluar dari kemiskinan. Dia menggantungkan harapan besarnya pada beasiswa KIPK, satu-satunya jalan baginya untuk menyelesaikan pendidikan di IPB.
FK berharap “Beasiswa KIPK itu bermanfaat sekali untuk kebutuhan pribadi saya, kalo tidak ada bantuan KIP mungkin saya juga merasa kesulitan untuk bertahan hidup disini” pungkasnya.
Di tengah segala kesulitan dan tuduhan yang dialaminya ini, FK percaya bahwa perjuangannya untuk mengubah nasib keluarganya akan membuahkan hasil yang jelas. (Adm***)