Lokakarya Optimalisasi Pelaksanaan Layanan Keluarga Sakinah Pada KUA Piloting Revitalisasi

Lokakarya Optimalisasi Pelaksanaan Layanan Keluarga Sakinah Pada KUA Piloting Revitalisasi/Foto: Dok. Aceng/Yeni

Tasikmalaya – Ruangatas.com | Bimas Islam Kota Tasikmalaya menyelenggarakan Lokakarya Optimalisasi Pelaksanaan Layanan Keluarga Sakinah pada KUA Piloting Revitalisasi yang bertempat di Grand Metro Hotel Tasikmalaya, Kamis, (14/8/2025).

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Tasikmalaya, Dr. H. Agus Buhori, S.Ag., M.MP.d., dan dihadiri oleh Kepala KUA, Penghulu, Penyuluh, dan Penata Layanan masing-masing empat orang dari KUA se-Kota Tasikmalaya. KUA Kecamatan Bungursari diwakili oleh Kepala KUA H. Hendra, S.Ag., Penyuluh Aceng Kosim, S.Hum., Penghulu Ali Rahmatillah, S.SH., serta Ilham Fajar, S.Ag.

Revitalisasi KUA diharapkan menjadi peluang emas untuk menjadikan KUA sebagai center of excellence, sehingga keluarga yang kuat dapat membentuk masyarakat yang kuat dan pada akhirnya melahirkan bangsa yang bermartabat.

Kepala Seksi Bimas Islam, H. Wahyu, S.Ag., sekaligus pemateri lokakarya, ia menyampaikan bahwakegiatan ini merupakan momentum untuk meningkatkan kualitas bimbingan keluarga sakinah sekaligus menumbuhkan kembali semangat pelayanan di KUA.

“Tantangan keluarga muslim saat ini, seperti KDRT dan ketahanan ekonomi, menjadi isu penting yang perlu direspons melalui peran strategis KUA,” ujarnya.

Dalam materinya yang mengacu pada Gerakan Keluarga Sakinah KMA No 876/2023 dan Q.S Ar-Rum ayat 21, ia menekankan bahwa tujuan layanan ini adalah mewujudkan keluarga bahagia, sejahtera lahir dan batin, serta memberikan kemaslahatan bagi semua pihak secara adil, bermartabat, dan manusiawi.

Revitalisasi KUA diarahkan pada lima pilar utama, yaitu peningkatan kualitas layanan, transformasi digital, penguatan SDM, sinergi lintas sektor, dan penguatan fungsi pembinaan masyarakat.

“Dalam konteks layanan keluarga sakinah ini,” tambah Wahyu. “Jenis layanan yang diberikan meliputi bimbingan perkawinan (Bimwin), konseling dan mediasi rumah tangga, edukasi parenting dan keluarga islami, pendampingan keluarga pra dan pasca nikah, serta sinergi pemberdayaan ekonomi keluarga,” tandasnya.

Wahyu menegaskan, “KUA bukan hanya tempat akad, tapi juga pusat solusi keluarga,” pungkasnya.

Peran penyuluh dan penghulu menjadi kunci dalam keberhasilan program ini. Penyuluh berfungsi sebagai edukator dan pendamping keluarga, sedangkan penghulu tidak hanya mencatat pernikahan, tetapi juga menjadi pembina keluarga.

Kolaborasi antar fungsional di KUA serta kerja sama lintas sektor dengan Pemda, BKKBN, Dinsos, Dinkes, TP PKK, dan ormas Islam menjadi langkah strategis dalam menyusun program bersama.

Kontributor : Aceng/Yeni

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *