Lomba Paduan Suara Warnai Peringatan Hari Lahir Fatayat NU ke-73

Kab. Tasikmalaya – RA | Dalam rangka memperingati Hari Lahir Fatayat NU ke-73, PC Fatayat NU Kabupaten Tasikmalaya gelar Lomba Paduan Suara antar PAC Fatayat se-Kabupaten Tasikmalaya di Gedung Pertemuan MAN 2 Kabupaten Tasikmalaya, Ahad (11/6/2023).

Kegiatan Lomba Paduan Suara tersebut mengusung tema “Maju Bersama, Menguat Bersama untuk Perempuan Indonesia dan Peradaban Dunia” yang merupakan salah satu rangkaian acara menuju puncak perayaan Hari Lahir Fatayat NU yang akan digelar pada tanggal 16 Juli mendatang.

Ketua Fatayat NU Kabupaten Tasikmalaya Lilik Latipah dalam sambutannya menuturkan, kegiatan Lomba Paduan Suara bertujuan sebagai syiar perempuan ASWAJA dan Ahlussunah wal Jama’ah Nahdliyah melalui lagu.

“Kegiatan hari ini merupakan salah satu upaya untuk mendakwahkan, mensosialisasikan, syiar perempuan ASWAJA dan syiar Ahlussunah wal Jama’ah Nahdliyah melalui syair yang dikemas dengan lomba mars ini”, tuturnya.

Lilik berharap dengan perlombaan ini menjadi langkah awal untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap NU dan mengajak kepada seluruh kader Fatayat disetiap tingkatan terus bersemangat dengan berperan serta aktif dalam setiap kegiatan Fatayat termasuk dengan gelaran Lomba Paduan Suara kali ini.

“Jadi diawali dengan kita mencintai, mengikutinya diawali dengan kita menyenangi lagu-lagu yang bertemakan Ahlussunnah wal Jama’ah atau lagu-lagu mars Banom NU, salah satunya Banom Fatayat”, ajaknya.

Hadir dalam acara tersebut Pembina PC Fatayat NU Kabupaten Tasikmalaya sekaligus penulis lirik lagu Puspa Bangsa, Ida Nurhalida. Lagu Puspa Bangsa merupakan lagu yang dipersembahkan untuk Fatayat dan seluruh perempuan di dunia dan menjadi salah satu lagu yang diperlombakan bersama lagu Hymne Fatayat.

“Puspa Bangsa yang menjadi Lagu wajib dalam lomba kali ini, pernah dipopulerkan oleh Sanada Voice, di antaranya adalah Teh Ai Sri Husniawati ketua PAC Kecamatan Singaparna, sedangkan penulis liriknya saya sendiri. Lagu ini memiliki pesan yang kuat untuk Fatayat, yang kemudia dikolaborasikan dengan nada yang diciptakan oleh Teh Ai dan di arransement oleh Nida Nirwana, yang hasilnya menjadi symphony yang indah dan utuh”, jelasnya.

Dia menambahkan bahwa latar belakang pemberian judul Puspa Bangsa diambil dari logo Fatayat yaitu bunga melati.

“Kenapa Puspa Bangsa? Saya ambil dari logonya, logo Fatayat itu melati, kembang, bunga. Puspa itu bunga. Fatayat adalah bunga bangsa, bunga warga NU, bunga Nahdliyyin, kembang Negara, kembang melati yang putih, yang suci, yang punya semangat tinggi”, terangnya.

Lebih lanjut Hj. Ida menyampaikan esensi dari Lomba Paduan Suara kali ini yaitu untuk menyeimbangkan kehidupan intelektual dan seni dimana setiap kader Fatayat harus memiliki kehalusan budi dan perasaa, pendidikan itu hakikatnya adalah memperkuat kemauan, mempertajam pemikiran, memperhalus perasaan, untuk memperhalus perasaan itu perlu cita rasa, perlu seni.

“Jadi lomba ini adalah untuk menghaluskan perasaan kita, menghaluskan budi kita,” pungkasnya. (Abah Irwan)***

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *