Jakarta – Ruangatas.com | Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa lebih dari 90 negara di dunia saat ini tengah mengalami resesi. Data ini merujuk pada laporan International Monetary Fund (IMF). Kondisi ekonomi global masih terombang-ambing akibat berbagai faktor, termasuk perang yang terus berkecamuk di berbagai belahan dunia seperti Timur Tengah.
Bahlil menegaskan bahwa situasi ini merupakan akumulasi dari berbagai krisis, seperti perang dagang antara China dan Amerika Serikat, pandemi Covid-19, hingga konflik Rusia-Ukraina yang kini meluas ke Timur Tengah.
“Beberapa negara di Eropa sudah resesi. Data IMF menunjukkan ada lebih dari 90 negara yang mengalami resesi,” ungkap Bahlil saat menghadiri acara Repnas National Conference & Awarding Night di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2024).
Namun, ia mengingatkan bahwa Indonesia masih lebih beruntung dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil di atas 5 persen dan inflasi yang terjaga di bawah 3 persen. Hal ini menurutnya menjadi modal kuat untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen melalui program Presiden Terpilih Prabowo Subianto, yakni kedaulatan pangan dan energi.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, turut menegaskan bahwa peluang Indonesia mengalami resesi sangat kecil, hanya sebesar 1,5 persen, jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara lain. Sebagai perbandingan, Eropa memiliki peluang resesi 40 persen, Thailand 30 persen, sementara Jerman mencapai 60 persen.
Airlangga juga mencatat bahwa inflasi Indonesia yang berada di level 3 persen merupakan salah satu yang terendah, lebih baik dibandingkan negara-negara lain seperti Amerika Serikat, Brasil, Filipina, dan Vietnam.
Dalam kondisi ketidakpastian ekonomi global, pemerintah Indonesia optimis dapat terus menjaga stabilitas ekonomi dan menghindari resesi yang lebih besar. ***