Dispusipda Kota Tasikmalaya Gelar Bimtek Kepenulisan Berbasis Budaya Lokal

Dispusipda Kota Tasikmalaya Gelar Bimtek Kepenulisan Berbasis Budaya Lokal/Dok. RA

Tasikmalaya – Ruangatas.com | Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Dispusipda) Kota Tasikmalaya menggelar bimbingan teknis (bimtek) kepenulisan berbasis budaya lokal yang dilaksanakan di Aula Bapelitbangda, Kota Tasikmalaya, Jumat (29/8/2025).

Kegiatan ini diikuti peserta dari tiap daerah di Kota dan Kabupaten Tasikmalaya, dengan tujuan meningkatkan minat baca dan literasi masyarakat sekaligus menjaga serta mengangkat kembali kekayaan cerita lokal dan naskah daerah di wilayah Kota Tasikmalaya.

Bacaan Lainnya

Kepala Dispusipda, H. Andi Abdullah N, SH., M.Si., menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan memperkuat literasi masyarakat sekaligus menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya daerah.

“Melalui bimbingan teknis ini, diharapkan masyarakat tidak hanya mampu menulis dengan baik, tetapi juga mampu mengekspresikan budaya lokal dalam karya tulis mereka,” ujarnya.

Bimtek kepenulisan ini dilaksanakan dalam tiga tahap:

  • Agustus – Pelaksanaan bimbingan teknis kepenulisan.
  • September – Pelaksanaan bimbingan teknis lanjutan.
  • Oktober – Finalisasi karya, evaluasi, dan penyerahan hasil.

Acara ini menghadirkan narasumber berkompeten, salah satunya penulis dan budayawan Nazarudin Azhar, yang akrab disapa Kang Nunu. Ia menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini menjadi hal yang sangat ditunggu-tunggu bagi pengembangan kepenulisan budaya lokal di Tasikmalaya.

Menurutnya, budaya lokal bisa tumbuh dan berkembang dari berbagai aspek, salah satunya melalui toponimi, yaitu studi tentang nama-nama tempat di suatu wilayah.

“Saat ini terjadi pengalihan nama yang kuat pengaruhnya, dan tidak selalu disesuaikan dengan kultur daerah. Akibatnya, kita sulit bercermin kepada masa lalu,” ujar Nunu.

Ia juga memberikan contoh-contoh toponimi di wilayah Tasikmalaya, di mana setiap nama mengandung sejarah yang bisa ditelusuri untuk memahami identitas daerah secara mendalam. Nunu menjelaskan manfaat mempelajari toponimi, antara lain Pewarisan budaya dan kearifan lokal, Konservasi bahasa, Memberikan informasi awal untuk mitigasi bencana, Penanda identitas untuk menumbuhkan rasa memiliki, Promosi pariwisata, dan lain-lain.

Toponimi merupakan kajian interdisipliner yang melibatkan aspek geografi, sejarah, dan disiplin lainnya. Dari hasil penelitian toponimi ini, Kang Nunu mendorong peserta untuk menuliskannya dalam bentuk artikel, esai, atau cerita fiksi untuk anak-anak, sehingga materi budaya lokal dapat lebih menarik dan mudah diterima generasi muda.

“Sejauh ini, di Kota Tasikmalaya belum ada buku khusus tentang toponimi nama-nama tempat. Kitalah yang harus menuliskannya,” tegasnya.

Dengan materi yang mendalam ini, bimtek diharapkan menjadi wadah bagi peserta untuk mengembangkan literasi berbasis budaya lokal, sekaligus menyusun karya tulis yang bermanfaat bagi masyarakat dan pelestarian sejarah daerah. (Red)***

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *